Pj. Sekda Trenggalek : Stunting Bukan Faktor Keturunan, Ini Bisa Dicegah

Jawa Timur341 Dilihat

 

pilarsumsel.com Trenggalek, Jawa Timur – Menjadi narasumber di Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional ke-62, Penjabat Sekda Trenggalek, Dr. Andriyanto, SH., M.Kes., sampaikan bawasannya stunting bukan sebuah faktor keturunan.

Pada dasarnya lanjut Dosen Pasca Sarjana Universitas Airlaingga Surabaya itu kondisi gagal tumbuh kembang pada anak, ini bisa dicegah.

“Stunting disini adalah kondisi dimana seseorang kurang gizi dalam jangka waktu yang lama, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga anak terlihat lebih pendek,” ungkap Penjabat Sekda Trenggalek itu, Rabu (9/3/2022).

Stunting bisa dicegah, sambung Andriyanto. “Stunting juga bukan faktor keturunan. Untuk mempercepat penurunan stunting, kami menyarankan untuk lebih banyak meningkatkan pemberian konsumsi Zink atau Zn yang banyak pada protein hewani. Ini terutama banyak terdapat pada jenis ikan laut dan kerang-kerangan,” terang Staf Ahli Gubernur Jatim yang mendapatkan tugas tambahan menjadi penjabat Sekda di Trenggalek itu.

Kalau ini diberikan pada ibu hamil dan anak usia 0 sampai 2 tahun, itu akan lebih mempercepat tumbuh kembang anak itu. Hal ini dikarenakan yang paling banyak berperan dalam tumbuh kembang anak adalah Zink ini.

Kemudian untuk lebih mempercepat, penurunan stunting, anak yang sudah beraktivitas itu ditingkatkan stimulasinya dengan banyak olahraga, utamanya stimulasi melompat. Menyampaikan alasannya, Andriyanto menyebut stunting itu terkait dengan tinggi badan dan tinggi badan akan meningkat bila tulangnya tumbuh dengan bagus. Menurut penjabat sekda ini, intervensi tersebut dinilai efektif dan efisien, karena disarankan juga oleh WHO.

Kemudian untuk mempercepat penurunan stunting secara konkret, juga dibutuhkan pemahaman masyarakat. Karena 60% kejadian stunting di Indonesia, utamanya di Jatim itu bukan karena faktor kemiskinan, melainkan faktor kurangnya atau rendahnya pola asuh.

Jadi ini perlu ditingkatkan, bagaimana ibu-ibu, para orang tua diajari bagaimana meningkatkan ketrampilan untuk bisa memberikan makanan yang terbaik untuk anak dan ibu hamil. “Banyak problem anak susah makan, makanya saya berharap ibu ibu itu bisa menjadi master Chef di keluarganya. Sehingga dengan begitu anak bisa tertarik untuk makan. Tentunya ini akan memberikan banyak gizi dan stunting bisa dicegah dengan cepat,” lanjutnya.

Persoalan di Sidoarjo hampir sama dengan di Trenggalek. “Trenggalek tentunya jauh lebih banyak ikannya atau Zinknya dibandingkan Sidoarjo. Maka, sekarang ini, tergantung bagaimana kemampuan meningkatkan ketrampilan ibu dalam memberikan makanan terbaik kepada ibu hamil atau 1.000 tahun kehidupan pertama,” tandanya.

 

(bud)