pilarsumsel.com Trenggalek, Jawa Timur – Memasuki hari ke-27 puasa Ramadhan 1443 Hijriyah, salah satu warga RT 13 RW 07 Wadikidul (etan kali) Ngadirenggo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, adalah Keluarga Agus Sujito mengadakan tasyakuran dan buka bersama dengan warga Wadikidul Etan Kali berlangsung sangat khidmat dan sederhana, diselenggarakan di Musholla Baitul Wadikidul Etan Kali, Ngadirenggo Kecamatan Pogalan, Sabtu (23/4/2022).
Warga setempat, tua muda, pria wanita, dan anak-anak memanfaatkan momen ini sebagai ajang silaturahim serta menambah ilmu, karena Ramadhan 1443 Hijriyah mengajak orang muslim dan beriman menjalankan kewajiban berpuasa seperti orang-orang yang beriman sebelum mereka.
Acara tersebut mengundang penceramah dari Durenan, yaitu Gus Halim atau Kiyai Agus Salim.
Sebelum acara puncak mendengarkan tausiyah dari Kiyai Halim, Agus Sujito sebagai Ketua Takmir Musholla Baitul Karim sekaligus mewakili keluarganya, yang diwakili oleh Nur’aini atau Kiyai Ponen memberikan beberapa kata sambutan dihadapan warga.
Dirinya mengucap syukur kehadirat Allah Swt bahwa dia dan keluarganya juga warga Wadi Etan Kali masih diberi kesempatan bertemu serta menjalankan ibadah puasa ramadhan tahun ini.
“Alhamdulilah, kita masih dipertemukan dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan yang selalu diharapkan serta dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia,” ungkapnya.
Lanjutnya, pentingnya menjaga kerukunan warga, saling tolong menolong, dan bersilaturahim.
“Dan itu akan selalu kita jalankan, kita jaga, serta kita turunkan kepada generasi penerus Wadi Etan Kali, khususnya, dan seluruh masyarakat Desa Ngadirenggo,” tuturnya.
Dalam tausiyahnya Kiyai Halim atau Gus Halim mengatakan bahwa hari kesepuluh yang terakhir bulan Ramadhan ini adalah pengampunan.
“Pada jaman Nabi Muhammad Saw di hari kesepuluh terakhir, Beliau menjalankan ibadah i’tikaf, tidak meninggalkan mesjid, kecuali ada hal-hal yang memaksa Beliau keluar dari Mesjid,” jelasnya.
Ketika Nabi Muhammad Saw membaca Al Qur’an, dan yang mendengarkan adalah Malaikat Jibril, hingga khatam pada awal kenabian Beliau.
Ketika kita menjalankan ibadah puasa ramadhan, dari hari pertama hendaknya kita bersungguh-sungguh, hingga di hari sepuluh terakhir, diakhiri dengan semangat ibadah agar diterima oleh Allah Swt, lanjutnya.
Sehingga kita benar-benar menjadi hamba Allah Swt dan umat Nabi Muhammad Saw, secara keseluruhan.
“Puasa mengajarkan kita agar kita kuat menghadapi kehidupan di dunia ini, serta selalu menjalankan perintah dan larangan Allah Swt dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw,” pungkasnya, menutup tausiyahnya.
Diakhiri dengan do’a penutup, sebelum buka bersama.
Tasyakurannya adalah menantunya diterima menjadi tenaga PPPK di lingkup Pemda Kabupaten Trenggalek.
Dan dilanjutkan dengan sholat Maghrib berjamaah.
(bud)