pilarsumsel.com Trenggalek, Jawa Timur – Aksi menarik ditunjukkan mahasiswa PMII dengan mendorong sepeda motornya bergerak dari Taman Agro di Jalan Sukarno – Hatta bergerak ke arah utara di Jalan Panglima Sudirman. Lalu menyusuri Alon-alon hingga berhenti di depan Gedung DPRD Kabupaten Trenggalek, Selasa (13/9/2022).
Sekalipun aksi diikuti kurang lebih seratus peserta namun tak sedikitpun menganggu lalulintas lain bahkan tak terjadi kemacetan. Aksi cukup tertip dan tetap dalam pengawalan dari pihak Polres Trenggalek.
Tak tanggung-tanggung aksi penolakan kenaikan BBM bersubsidi dari PMMI kali ini langsung ditemui Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek, H Samsul Anam, dan Wakil Ketuanya, Doding Rahmadi (F-PDIP), Agus Cahyono (F-PKS), dan Arik Sri Wahyuni (F-Golkar).
Saat orasi, Sigit Sumarsono, Ketua Koordinator Aksi dari PMII menyampaikan keprihatinannya dihadapan petinggi wakil rakyat Trenggalek atas kebijakan pemerintah yang menaikkan BBM bersubsidi secara sepihak yang berdampak meresahkan masyarakat.
Dalam orasinya dihadapan para anggota dewan, koordinator aksi menyampaikan tutuntannya, diantaranya: Tolak kenaikan BBM bersubsidi. Meminta pemerintah mengatur penyaluran BBM bersubsidi. Memohon terhadap DPRD Trenggalek untuk membentuk Team Khusus terhadap penyaluran semua bentuk BLT agar tepat sasaran. Meminta DPRD menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi bagi para petani. Meminta DPRD menjamin penanganan peningkatan ekonomi pasca pandemi covid 19. Terakhir memohon terhadap pemerintah daerah menjamin terhadap perekonomian para petani meningkat, jangan sampai seperti porang yang di agung-agungkan justru berdampak merugikan petani dan itu sebagai bukti kegagalan Pemda dalam membangun ekonomi di Trenggalek.
“Mohon kepada para anggota dewan untuk mendengar tuntutan kami dan menanggapinya,” pintanya.
Adapun seluruh jajaran pimpinan dewan yang menyambut aksi demo dari PMII semua meng-Aamiini apa yang menjadi tuntutanya.
Melalui sambutannya Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek, Samsul Anam secara kelembagaan berjanji akan meneruskan semua tuntutan mahasiswa kepada dewan pusat, karena kenaikan BBM adalah bagian dari kebijakan pemerintah pusat.
“Kami pastikan, apa yang menjadi tuntutan dari rekan-rekan mahasiswa yang tergabung di PMII, akan kami teruskan ke pusat,” ucapnya.
Dilain pihak Doding Rahmadi dalam tangapannya,” Secara pribadi saya sekalipun dari partai pendukung pemerintah juga menolak, dan tidak setuju dengan kenaikan BBM bersubsidi,” tegasnya.
(bud)