LUBUKLINGGAU-Aksi konvergensi ke tujuh stunting sudah tuntas dilaksanakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Lubuklinggau. Hal ini terungkap saat audiensi publikasi data stunting di ruang kerja wakil wali kota Lubuklinggau, Senin (26/12/2022).
Dalam audiensi tersebut, wawako yang juga Ketua TPPS, H Sulaiman Kohar mengungkapkan saat ini semua pihak telah bergerak lebih cepat dan lebih proaktif dalam pencapaian target penurunan angka stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Erwin Armeidi mengatakan Dinas Kesehatan selaku penanggungjawab intervensi spesifik telah melaksanakan aksi konvergensi ke tujuh setelah sebelumnya dilaksanakan penimbangan dan pengukuran.
Adapun konvergensi di tingkat kota sambungnya, didorong dengan pelaksanaan delapan aksi integrasi percepatan pencegahan stunting yang meliputi analisis situasi, penyusunan rencana kerja, rembuk stunting, pembagian kewenangan antara desa dan kabupaten, mobilisasi dan pembinaan KPM, manajemen data, pengukuran dan publikasi hasil pengukuran stunting serta review kinerja.
Dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), disimpulkan di Kota Lubuklinggau mengalami penurunan angka stunting 12,429 persen dari 20,8 persen di tahun 2021.
Terhadap daerah yang mengalami penurunan diatas 10 persen termasuk Kota Lubuklinggau telah diverifikasi oleh tim pusat pada 19-22 Desember 2022 lalu dengan 60 sampel balita di Lubuklinggau sementara launching data resmi masih harus menunggu data nasional.
Wilayah yang divalidasi SSGI yakni Siring Agung, Margo Rejo, Marga Rahayu, Taba Jemekeh, Batu Urip Taba dan Puncak Kemuning.
Acara dihadiri juga Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Kahlan Bahar dan Kepala Bappedalitbang, H Emra Endi Kusuma (*/jsh)