Karakter Wanita Muslimah adalah Tidak Berdusta

Lubuklinggau362 Dilihat

Oleh:Tobel Nursebsa, M. Pd.

Tolak ukur menjadi seorang muslimah yang baik adalah karena kebaikan akhlaknya. Standar dari akhlak yang baik tentunya merujuk pada suri tauladan kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21)

Ibnu katsir menerangkan bahwa ayat yang mulia itu merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada manusia yang beriman agar meniru Rasulullah SAW dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya.

Akhlak Nabi Muhammad SAW. teruji karena beliau mendapatkan bimbingan langsung oleh Allah SWT melalui wahyu dan petunjuk yang maha kuasa.

Salah satu akhlak yang sangat menonjol dalam diri Nabi Muhammad SAW adalah jujur. Kejujurannya tidak hanya diakui oleh kaum muslimin saja melainkan semua orang yang mengenalnya, termasuk kafir Quraisy. Sehingga Nabi Muhammad SAW digelari Al-Amin.

Nabi Muhammad SAW. Memberikan peringatan bagi kita untuk tidak berdusta karena dusta merupakan indikator seorang yang munafik. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist “Ada empat hal yang barang siapa memiliki kesemuanya, maka dia adalah orang munafik yang sebenar-benarnya. Dan barang siapa memiliki salah satunya, maka dia memiliki salah satu dari sifat munafik hingga dia meninggalkannya. Empathal itu adalah: pertama, apabila dipercaya ia akan berkhianat. Kedua apabila berbicara ia bohong. Ketiga, apabila berjanji ia mengingkari. Dan keempat, apabila berbantah-bantah ia berlaku jahat.” ( H.R. Bukhori Muslim).

Dalam kitab Syakhsiyah Al-Mar’ah Al Muslimah dikatakan bahwa wanita muslimah yang menjadikan kejujuran sebagai salah satu sifatnya tidak akan pernah menipu orang lain, dan tidak akan berkhianat, sertanyidak akan mengingkari janji.

Disebutkan dalam sebuah hadist. “Rasulullah SAW. Pernah menjumpai setumpuk makanan yang diperdagangkan. Lalubeliau memasukkan tangannya ke dalam tumpukan makanan yang diperdagangkan. Kemudian beliau mendapati jari-jarinya basah dengan air. Lantas beliau bertanya, ” Mengapa makanan ini basah, wahai penjual?” Penjual itu menjawab ‘Wahai Rasulullah, makanan itu basah karena kehujanan’ Kemudian Rasulullah SAW. bertanya lagi, ‘Mengapa engkau tidak meletakkan makanan yang basah itu di bagian atas sehingga orang bisa melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa yang menipu kami, maka dia bukan termasuk golongan kami.”

Yang demikian ini, karena masyarakat muslim tegak berdiri di atas rasa kemanusiaan yang bersih. Apabila di tengah-tengah mereka terdapat penipu, penghianat dan orang-orang yang mengingkari janji, berarti ada orang-orang asing di tengah-tengah kaum muslimin. Mereka menyelinap masuk dan bisa menghancurkan kehidupan kaum muslimindari dalam dengan cara merusak karakter dan akhlak kaum muslimin.

Islam menganggap penipu dan kebohongan sebagai perbuatan keji. Pelakunya akan dihinakan oleh Allah SWT. Baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah SAW. nanti akan mengumumkan para penghianat dan menggiring mereka dengan membawa bendera penghianatan, kemudian dipanggil para saksi atas penghianatan mereka.
Referensi dari karya (Dr. Muhammad Ali Al Hasyimi, Syakhsiyah Al-Mar’ah Al-Muslimah, 1996:281-282).