Jakarta – Lembaga kemanusiaan peduli Aqsa dan Palestina, Aqsa Working Group (AWG) memberangkatkan dua personilnya, yaitu Jafar Shidqi Al Mubarok dan Rijal Abdul Latif dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Istanbul Turki untuk bergabung dengan para peserta Freedom Flotilla Coalition (FFC) yang akan berusaha menembus blokade di Jalur Gaza.
Keterangan pers AWG, Selasa (16/4/2024) menyebutkan bahwa sebelumnya Ketua Presidium AWG Nur Ikhwan Abadi sudah lebih dulu berangkat ke Turki pada 11 April 2024. Keberangkatan Nur Ikhwan berbarengan dengan Nurhadis (wartawan Kantor Berita MINA) dan Desi Fitriani (wartawan senior Metro TV).
FFC akan berlayar dalam waktu dekat dengan beberapa kapal, membawa 5.500 ton bantuan kemanusiaan dan ratusan aktivis hak asasi manusia internasional untuk menentang blokade ilegal zionis Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Misi kemanusiaan ini diikuti oleh aktivis, wartawan, dan influencer dari 12 negara, termasuk Indonesia.
Ini adalah misi darurat karena situasi di Gaza sangat buruk, dengan kelaparan terjadi di bagian utara Gaza dan bencana kelaparan terjadi di seluruh Jalur Gaza sebagai akibat kebijakan yang disengaja oleh penjajah Zionis Israel untuk membuat rakyat Palestina kelaparan.
Aksi serupa pernah diikuti Nur Ikhwan Abadi pada 2010 menggunakan kapal Mavi Marmara. Ia menjadi salah satu aktivis yang selamat dalam aksi tersebut, sementara 16 rekannya syahid akibat serangan tentara Israel. Demikian menurut laporan lembaga kemanusiaan Turki, Insani Yardim Fakvi (IHH).
FFC itu sendiri dibentuk menindaklanjuti misi Freedom Flotilla 2010, di mana ketika itu pasukan Israel membunuh lebih dari 10 warga sipil Turki, dan melukai 30 relawan lainnya dalam serangan terhadap kapal armada yang mengangkut relawan Freedom Flotilla di perairan internasional.
Koalisi ini menyatukan organisasi-organisasi yang berupaya mengakhiri blokade Israel di Gaza dari negara-negara di seluruh dunia, termasuk Turki, Kanada, Amerika Serikat, Spanyol, Afrika Selatan, dan lainnya.
Misi ini diikuti setidaknya 1.000 aktivis dari berbagai negara, dan Indonesia mendapat kuota 10 orang, termasuk aktivis AWG. AWG dalam misinya kali ini juga akan menyerahkan bantuan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Gaza secara langsung.
Selain menyerahkan bantuan dari rakyat Indonesia, misi ini pun menjadi langkah penilaian awal proses pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza yang diinisiasi oleh Maemuna Center (Mae-C). Mae-C merupakan sayap keperempuanan dari AWG yang berfokus pada isu perempuan dan anak-anak Palestina.
AWG lebih lanjut mengharapkan do’a dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar aksi kemanusiaan FCC dapat berjalan lancar dan berhasil menembus Gaza, dan seluruh peserta FFC dapat kembali ke negara masing-masing dalam keadaan selamat.