Trenggalek, Jawa Timur, pilarsumsel.com –Tinjau kesiapan dan keamanan jalannya pemungutan suara dalam Pilkada Serentak Pemilihan Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Timur dan Bupati – Wakil Bupati Trenggalek tahun 2024, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin beserta Forkopimda Trenggalek melakukan pemantauan.
Pelaksanaan pemantauan sendiri menggunakan sepeda kayuh dari Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek ke beberapa lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sepeda dipilih dengan alasan untuk membiasakan para pemangku kebijakan di Trenggalek untuk mengurangi emisi gas karbon. Pasalnya tekad pemerintah Trenggalek ingin mewujudkan mencita-citakan Net Zero Karbon.
TPS pertama yang dikunjungi TPS 4 Kelurahan Ngantru Trenggalek. Kemudian pemantauan dilanjutkan ke TPS 1 Kelurahan Tamanan. Dari kedua tempat tersebut dilakukan evaluasi bersama dengan melibatkan KPU maupun Bawaslu sehingga pemungutan suara besok dapat berlangsung sesuai kaidah Pemilu langsung, jujur, bebas dan rahasia.
“Hasil dari pemantauan, kita tadi konsultasi dengan Forkopimda juga KPU dan Bawaslu. Kalau di TPS 1 Tamanan ini relatif lebih aman. Tempatnya juga proper, luas,” kata Mas Ipin, Selasa (26/11/2024).
Kalau yang sebelumnya kita tengok tadi, yang di Ngantru ada beberapa yang harus di benahi, imbuh kepala daerah muda itu. “Contoh tadi bilik suara karena mejanya rendah, jaraknya terlalu dekat sehingga azas Luber Jurdilnya, takutnya tidak tercapai karena orang bisa ngintip. Makanya kita minta kasih masukan untuk diperlebar,” sambungnya.
Terus akses masuk untuk di sini, memang pintunya sudah bawaan bangunannya atau pintunya sudah proper untuk masuk dan keluar. Kalau yang tadi perlu ada sekat dan panitia KPPS sudah siap untuk memperbaiki semua saran dan masukan dari KPU dan Bawaslu.
Ditanya mengenai patroli menggunakan sepeda kayuh, Mas Ipin menerangkan “karena membiasakan diri, setelah ini di tahun 2025, kita sudah mulai menghitung emisi karbon footprint yang kita keluarkan,” tambahnya.
Jadi nanti OPD dan segala macam, kita minta untuk mengurangi polusi. Mulai dari sampahnya, kemudian harus bersih limbahnya. Efektif nanti menggunakan e-government, biar mengurangi penggunaan kertas.
Termasuk aktivitas kalau antar kantor-kantor yang dekat tidak perlu pakai sepeda motor atau mobil. Seperti contoh saya kemarin ke DPR, Paripurna naik sepeda atau jalan kaki saja. “Jadi mengurangi polusi dan ngajarin ngurangi sampah,” tutup bupati yang getol akan kelestarian lingkungan berkelanjutan itu.
(bud)