Trenggalek, Jawa Timur, pilarsumsel.com –
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin serahkan Perhargaan Adipura Desa Dalam Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia tahun 2024, Kamis (12/12/2024).
Bertempat di Kampung Bakso, Desa Pucanganak, Kecamatan Tugu, penghargaan ini diberikan kepada desa kategori besar, kecil maupun sedang yang berkomitmen menjaga lingkungannya. Adipura Desa tidak hanya lomba tenta menjaga kebersihan saja, melainkan komitmen desa ini baik secara tindakan maupun regulasi peraturan dalam menjaga kelestarian lingkungannya secara keberlanjutan. Menjaga lingkungan dianggap Trenggalek suatu hal yang sangat penting untuk kita lakukan ariskan kepada generasi penerus nantinya.
“Hari ini kegiatannya kita memperingati hari penanaman pohon Indonesia. Meskipun 28 November, tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Tapi sebenarnya inisiasi-inisiasi lingkungan hidup sudah berjalan,” ucap Mas Ipin, Kamis (12/12/2024).
Kita tadi memberikan penghargaan, sambungnya menambahkan “kepada desa-desa yang mendapatkan Adipura Desa dan sekolah-sekolah yang mendapatkan Adiwiyata. Bahkan di salah satu juara, ini adalah Desa Pucanganak, desa yang mendapatkan Adipura Desa kategori kecil,” imbuh Bupati Trenggalek.
Di desanya juga sudah dilakukan Adipura RT yang ada transfer alokasi dana desa yang digunakan untuk lingkungan hidup. Semoga inisiasi ini bisa membawa benefit, yang salah satunya juga bisa mengurangi resiko bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim ekstrem.
Tiga hal yang disampaikan Bupati Trenggalek dalam kegiatan ini, dijelakan olehnya “satu pesan saya ke Dinas PKPLH untuk kemudian progresif mencari dana dana lingkungan hidup yang salah satunya bisa diakses oleh komunitas Proklim dan sekolah Adiwiyata. Ada dana dari lembaga donor yang nanti harapannya bisa menyemangati tingkat komunitas,” jelasnya.
Terus yang kedua, kita indeks kualitas lingkungan hidup terbaik di Jawa Timur. Harapannya nanti dengan adanya undang undang hubungan keuangan antara pusat dan daerah, itu ada transfer yang dialokasikan akibat kinerja atau jasa dari lingkungan. Semoga fiskal kita di tahun mendatang kususnya tahun 2025, perencanaan 2025 ke 2026 itu nanti bisa kuat. Sehingga banyak ruang fiskal yang bisa kita gunakan untuk pembangunan dan pemerataan kesejahteraan.
.Kemudian yang ketiga, kepada masyarakat saya harapkan bisa terus istikomah. Tanam poho dan melola sampahnya. Kadang pemahaman sederhana, sampah biar hilang dengan dibakar. Kemudian biar tidak polusi bakarnya langsung di bawah pohon.
Itu kan sederhana, kita tidak menyalahkan masyarakat tapi kalau bisa itu sekarang dibmganti. Jangan lagi dibakar, apalagi bakarnya di bawah pohon. Kalau bakarnya di bawah pohon, kemarin sudah kejadian pohon yang tumbang itu pohonnya besar tapi dalamnya kopong karena dibawahnyakarena biasa digunakan untuk balar bakar sampah.
Kedua kalau musim kering, terjadi kebakaran tuhan itu juga karena aktivitas membakar sampah. Selain juga racun yang dikeluarkan mulai dari metannya maupun karbon dioksida-nya itu juga dari aktivitas membakar sampah, yang lebih jahat dari pemerintah misi polusi apapun.
“Jadi sampahnya seperti yang di desa-desa, sudah ada bank sampah. Dipisahkan yang kering mempunyai nilai ekonomis dibawa ke bank sampah. Kemudian yang organik diolah untuk menjadi pupuk. Kemudian dikomposting diolah menjadi pupuk di pekarangan-pekarangan sekitar,” tutupnya.
Subadianto, Wakil Ketua DPRD Trenggalek yang juga hadir dalam kegiatan ini menambahkan “insyaallah kami dari DPRD akan mendukung apa yang disampaikan oleh Pak Bupati. Sekaligus kita membantu untuk monitoring dan pengawasan di dalam perjalanan upaya-upaya yang dilakukan oleh pak bupati tadi,” katanya.
Tentunya upaya yang dilakukan oleh Pemkab Trenggalek ini semakin lengkap bila mendapat dukungan dari masyarakat dan DPRD-nya.
(bud)