Trenggalek, Jawa Timur, pilarsumsel.com –
Menjaring partisipasi masyarakat dalam pembangunan Pemkab Trenggalek Festival Galaksi (Gagasan Lan Aksi) 2025. Berbeda dengan festival gagasan yang pernah digelar, festival ini sedikit dirubah tidak hanya gagasan saja, melainkan juga dibarengi dengan aksi.
Tentu, harapannya, dapat menghasilkan solusi inovatif yang bisa berdampak nyata pada masyarakat, dan mendorong pembangunan Kabupaten Trenggalek ke arah yang lebih maju serta berkelanjutan.
Festival Galaksi kali ini, diharapkan mampu menjadi wadah dan inovasi dari berbagai kalangan guna mendorong penguatan ekosistem serta inovasi pengembangan produk unggulan, penyelesaian permasalahan daerah, percepatan pencapaian target pembangunan.
Mengusung Tema “Mewujudkan Trenggalek Berpendapatan Tinggi dan Mempercepat Pencapaian Net Zero Karbon”. Dalam kegiatan ini, juga dilakukan penandatanganan Pentahelix antara pemerintah, akademisi, pebisnis, media, dan komunitas.
Melaunching festival ini, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menegaskan, meskipun kondisi kita pasang surut, ada yang ideal dan tidak ideal, tetapi semangatnya pantang menyerah untuk tetap memberikan yang terbaik buat Trenggalek.
Apa bedanya dengan festival gagasan yang lalu? Mas Ipin menerangkan, kita sekarang ini, masuk ke era yang namanya Meta. Good Governance itu, bagi orang mungkin kita belum mencapai ke sana. Kita sama-sama tahu anggaran saat ini tidak cukup, sedangkan kebutuhannya banyak. Kadang saya sedih pelaksanaan musrenbang seperti tidak ada artinya. Rebutan usul, tidak ada uang, dan akhirnya, tetap saja tidak terlaksana.
Sebenarnya, Festival Galaksi ini adalah festival gagasan dan aksi. Kita berharap semua orang punya kesadaran bahwa keberhasilan pembangunan ini tidak hanya tanggung jawab bupati dan seluruh aparatnya saja, akan tetapi, semua orang itu punya keterlibatan.
Diberi amanah berupa uang rakyat, harapannya, bisa kita gunakan untuk kemudian bisa menjadi Triger mendorong optimalisasi. Makanya, kalau ada yang tanya apa perbedaan gagasan dengan festival Galaxy sekarang, satu perbedaannya?
Yang sekarang itu, anggarannya, letaknya tidak di OPD. Kemudian, kalau dulu sifatnya festival gagasan, hanya seperti Musrembang nya anak muda, kemudian OPD yang bertanggung jawab. Tapi kali ini, uangnya langsung didapatkan oleh pemenang dan pemenang bertanggung jawab melaporkan eksekusi hadiahnya kepada stakeholder.
Jadi bedanya 1, duitnya tidak lagi di OPD, namun duitnya di masyarakat. Kemudian, kedua, kalau dulu festival gagasan itu muncul dari dua hal, pengetahuan dan kedua pengalaman pengetahuan nulis. Bisa jadi karena belajar membaca, kemudian membandingkan yang sifatnya gagasan, bisa dibilang yang masih ngomong-ngomong, masih ada di otak atau belum pernah melakukan. Namun, namanya ide gagasan itu, layak kita apresiasi.
“Tetapiz saya sebenarnya, yang ingin lebih mengapresiasi bagi mereka yang memiliki gagasan berdasarkan pengalaman. Jadi, best experience itu nanti yang harusnya muncul. Bedanya yang kedua ini, tidak cuma menerima gagasan yang belum dilakukan, tetapi malah kita sangat mengapresiasi gagasan yang sifatnya bersumber dari pengalaman yang sudah dilakukan,” tegas Bupati Trenggalek.
“Perbedaan yang ketiga, festival ini bukan festivalnya orang elit. Akademisi yang sudah tercerahkan atau birokrat yang memang sudah tahu prosedur. Maka harapan saya nanti, di dalam submit gagasannya Itu dipermudah. Jangan disuruh bikin proposal yang tebel, ada latar belakang, ada tujuan. Kalau seperti itu komunitas di desa-desa nggak mau ikut,” tegas kepala daerah muda ini melanjutkan pesannya, Kamis (23/1/2025).
Cukup 1 lembar PDF yang menceritakan gagasan sampai menjawab masalah. Syukur-syukur kalau sudah dilaksanakan. Komunitas tersebut mendokumentasikan itu, dalam bentuk foto atau video. Punya nggak media sosial, banyak sebenarnya kok, dari web yang sudah punya medsos. Nah itu di tautkan linknya esensinya itu di gagasannya bukan di cantiknya.
“Jadi, jangan sampai habis waktuz orang nggak berani ikut karena caranya. Biar semua orang bisa ikut ini. Karena ini, festival embongan wong deso. Jadi, kalau masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan, yaitu bagian dari kecintaan mereka terhadap Kabupaten Trenggalek,” tutupnya.
Sebagai penyelenggara Festival Galaksi ini, Kepala Bapeda Litbang Kabupaten Trenggalek, Ratna Sulistyowati menambahkan, “seperti yang disampaikan oleh Pak Bupati tadi, festival ini, harapannya, menjadi ruang untuk menghimpun ide-ide kreatif dan inovasi dari masyarakat berbagai kalangan. Tidak hanya gagasan saja, tetapi juga bagaimana memastikan ide-ide yang kreatif ini bisa direalisasikan,” terang perempuan yang juga berprofesi dokter ini.
Kita berharap dengan kolaborasi Pentahelix antara pemerintah, akademisi, pengusaha, media dan komunitas apa yang dicita-citakan dalam festival ini bisa diwujudkan. Dijelaskan oleh Ratna peserta festival ini bisa individu atau kelompok. “Peserta dapat berasal dari berbagai kalangan, seperti akademisi termasuk pelajar mahasiswa ataupun dosen. Kemudian juga pelaku usaha, komunitas, pemerintah, dan masyarakat umum dapat mengirimkan lebih dari satu gagasan,” lanjutnya.
Gagasan dapat berupa gagasan baru maupun dalam proses pengembangan. Kemudian gagasan tidak mengandung sara (suku, agama, dan ras/golongan) serta tidak melanggar hukum atau aturan yang berlaku, merupakan karya asli pribadi atau kelompok. Kemudian, peserta wajib bertanggung jawab penuh terhadap karya yang dikirimkan.
Pengiriman abstraksi gagasan ini, dibatasi hingga tanggal 23 Februari tahun 2025 melalui Google Formulir. Dari sini, gagasan yang diusulkan mendapatkan penilaian kelayakan Abstraksi Gagasan, tandasnya.
(bud)