Awal Tahun 2025, Pemdes Tanjungsari Salurkan BLT- DD Pada 15 KPM Tiga Bulan Sekaligus

Tulung Agung70 Dilihat

Tulungagung, Pilarsumsel.com – Sebanyak 15 warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung yang tercatat sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) kembali menerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD). Bantuan sosial ini disalurkan oleh Pemerintah Desa Tanjungsari di Balai Desa setempat pada 23 Januari 2025.

Kepala Desa Tanjungsari, Balap Santoso mengatakan, bahwa hal ini sesuai dengan Permendesa PDT Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Petunjuk Operasional atas Fokus Penggunaan Dana Desa secara keseluruhan.

“Salah satunya penggunaan dana desa untuk penanganan kemiskinan ekstrem, paling tinggi 15 % untuk BLT Dana Desa tahun 2025,” kata Kades di kantornya, Jum’at (24/01/2025).

Dia menjelaskan, BLT-DD yang disalurkan adalah untuk Januari , Februari dan Maret Tahun 2025, artinya karena dirapel tiga bulan sekaligus, setiap KPM menerima uang sebesar 900 ribu.

“Untuk nominal bantuan, masing-masing per KPM menerima 300 ribu, karena 3 bulan yang mereka terima menjadi 900 ribu,” jelasnya.

Menurut Balap, adanya BLT-DD sangat membantu warga khususnya untuk keluarga miskin yang termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrem dan belum tercover bantuan sosial lainnya seperti program BPNT, PKH, BST, maupun program sosial lainnya.

“Paling tidak BLT-DD bisa meringankan beban ekonomi masyarakat,” terangnya.

Terkait dengan pemilihan KPM, lanjut Balap, semua sudah melalui prosedur yang ada, dengan usulan dimulai dari RT/RW kemudian dibawa ke Musyawarah Desa (Musdes) dan hasil Musdes di putuskan ada 15 KPM penerima BLT-DD.

“Insyaallah yang kita Musdeskan sudah tepat sasaran,” paparnya.

Sebagai Kepala Desa, Balap berharap BLT-DD bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, khususnya untuk memenuhi kebutuhan primer atau kebutuhan pokok masyarakat, bukan untuk dibelikan kebutuhan skunder bahkan kebutuhan tersier.

Dirinya juga menghimbau agar masyarakat tidak bergantung adanya BLT-DD, karena program itu sifatnya tidak permanen yang suatu saat pasti akan dihentikan.

“Semuanya antusias, tapi karena jumlahnya juga dibatasi, ya kalau masyarakat jika ada bantuan yang inginnya semuanya dapat,” tutupnya. (Dwi)