Setelah SD dan SMP Mas Ipin Mau Makan Siang Bergizi Gratis Dicobakan di Sekolah Inklusi dan SMA

Trenggalek43 Dilihat

Trenggalek, Jawa Timur, pilarsumsel.com –
Setelah melihat uji coba prototipe program Makan Siang Bergizi Gratis di SMPN Satap dan SMP Gotong Royong Suruh, dirasa efisien serta disukai siswa, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin ingin program ini dicoba di salah satu sekolah inklusi dan SMA di Trenggalek.

Alasannya, prototipe yang dilakukannya itu, bisa dijalankan di SMA-SMA di Trenggalek. Meskipun SMA menjadi kewenangan provinsi, namun Bupati Trenggalek itu berharap, bisa dicobakan, sehingga lebih hemat, lebih higienis, kemudian lebih lahap makannya.

“Setelah ini, mungkin kita akan merambah ke sekolah luar biasa. Kemudian, selanjutnya, percobaan ke SMA. Meskipun SMA menjadi kewenangannya provinsi, sebagai pemerintah daerah, forkopimda kita pingin memastikan prototipe yang seperti ini nanti bisa dijalankan di SMA-SMA di Trenggalek,” kata Mochamad Nur Arifin, Kamis (30/1/2025).

Yang membedakan dari percobaan-percobaan sebelumnya, saya lihat dan saya yang paling bahagia karena satu siswa-siswi membawa alat makannya masing-masing. Tidak ada ceritanya antri, kemudian makanannya dingin.

Terus kedua yang masak tadi, Bu Novita mengapresiasi karena melibatkan kantin. Sedangkan untuk sekolah yang sebelumnya, kita melibatkan wali murid. Karena, wali murid tahu kesukaan anak-anak itu apa.

Untuk cakupan kalorinya sudah tercukupi 1/3, karena ada karbohidratnya dari nasi. Kemudian vitamin dan mineralnya dari pisang dan proteinnya dari ayam dan juga dari tahu. Kemudian, sop-nya tadi isinya ada sawi, buncis, dan macam-macam. Dan kelihatannya, anak-anak sangat lahap.

Mungkin kedepan untuk menghemat anggaran, tidak haruslah membeli wadah makan atau harus dikerjakan di katering. Jadi, cara-cara seperti ini, melibatkan masyarakat, bahan-bahan lokal, rasanya ini nanti, bisa menjadi prototipe yang baik demi tercapainya program prioritas Pak Presiden Prabowo, makan siang bergizi gratis.

Pak Prabowo mungkin nanti bisa lebih berhemat. Tidak perlu bikin dapur-dapur, tapi SDM-nya yang dikuatkan. Kemudian, nanti keliling ngajari kantin-kantin. Serta harapannya, tidak ada lagi berita kantin nangis omsetnya turun karena makan siang bergizi gratis. “Jadi kalau ini, pihak kantinnya terlibat, wali muridnya terlibat. Kemudian, ibu PKK-nya akan menanam bahan baku pangan, sayuran di sekitar pekarangan dan pekarangan sekolah,” imbuh Mas Ipin.

Saya pesankan kepada pihak sekolah, pengelolaan limbah pangannnya. Semuanya harus punya komposter-komposter. Nanti komposnya itu bisa digunakan untuk menanam lagi untuk bahan pangan program ini biar dapat harga murah. Karena anggarannya Rp. 10 ribu, insyaallah cukup untuk ini. Coba lihat (kata Mas Ipin memperlihatkan piring salah satu siswa) makanannya habis. Anak-anak makannya lahap,” tutupnya.

(bud)