pilarsumsel.com Trenggalek, Jawa Timur – Sebanyak 24 orang pengurus Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kab. Trenggalek masa bakti 2019-2024 dilantik dan dikukuhkan di Pendopo Pendopo Manggala Praja Nugraha pada Rabu (15/12/2021).
Dari 24 orang pengurus baru tersebut merupakan pengusaha dalam bidang perhotelan, restoran, travel, pariwisata, dan cafe.
Prosesi pelantikan dan pengukuhan ini dihadiri langsung oleh Bupati Trenggalek, Forkopimda Kab. Trenggalek, Ketua BPD PHRI Prov. Jatim, dan Ketua BPC PHRI 3 kabupaten tetangga.
Ketua BPD PHRI Prov. Jatim, Dwi Cahyono, mengingatkan bahwa dengan dilantiknya pengurus baru BPC PHRI Kab. Trenggalek periode 2019-2024 ini diikuti dengan tugas yang berat, mengingat kondisi pandemi ini sangat berpengaruh pada bidang hotel dan restoran.
Contohnya adalah banyak sekali karyawan yang dirumahkan. “Sungguh bukan hal yang mudah di saat pandemi kita memajukan pariwisata”, ungkapnya.
Dwi Cahyono melanjutkan kalau PHRI ini tidak hanya berpikir tentang kemajuan hotel dan restoran saja, tetapi harus ikut berpikir juga kemajuan bersama di bidang lainnya.
“Pariwisata berguna untuk memberikan kemakmuran bagi masyarakat asal dimanage dengan baik, tidak dimonopoli oleh beberapa pihak saja”, tambahnya.
Harapannya tentu PHRI bisa bekerja bersama untuk memajukan bidang-bidang pariwisata, hotel, dan restoran di wilayah Trenggalek.
Hal ini diamini oleh Ketua BPC PHRI Kab. Trenggalek yang baru dilantik, Ayub Nualak. “Kami siap untuk bersinergi dengan pemerintah dalam hal memajukan Kab. Trenggalek”, tegasnya.
Sementara itu, Bupati Arifin menyampaikan bahwa selama kondisi pandemi Covid-19 ini penegakan protokol CHSE bisa menjadi guide untuk operasional bagi para pengusaha di bidang hotel, restoran, dan pariwisata.
Harus disadari bahwa berbagai usaha yang berada di bawah naungan PHRI ini merupakan kontributor penguat ekonomi Kab. Trenggalek.
“Sudah waktunya kita untuk recovery secara ekonomi”, ungkap Bupati muda ini.
“Saya meminta dengan sangat komunikasi yang baik antara PHRI dengan Pemerintah Daerah dan dengan stake holder yang terkait”, tambahnya.
Menurutnya, PHRI dapat berperan aktif dengan memberikan info yang detail terkait akomodasi apa saja yang ada di sekitar destinasi wisata terdekat, bisa berbasis flyer, brosur, maupun platform online.
Dengan adanya rencana pengembangan akses ke Trenggalek, potensi ini yang harus dibaca oleh PHRI. “Tetapi ekosistemnya ini harus terbentuk dengan baik, sehingga saya berharap kita semuanya bisa bersama-sama maju, kemudian kalau sudah maju tentu akan berkontribusi kepada PAD Kabupaten Trenggalek”, tutupnya.
(bud)