Jakarta, PS– Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) beserta rombongan mengujungi fasilitas PHR WK Rokan War Room yang dibangun sebagai bagian dari persiapan mendukung rencana kerja masif dan agresif pengeboran 400 hingga 500 sumur baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan pada tahun ini. Turut mendampingi pada kunjungan tersebut, Direktur Pengembangan Subholding Upstream Pertamina Taufiq Aditiyawarman dan Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin.
Fasilitas yang berlokasi di Kantor Utama PHR WK Rokan di Rumbai, Pekanbaru, ini dilengkapi enam layar utama yang menyajikan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard terkait Asset Development dan Drilling & Completion yang memantau aktivitas pengeboran dan jadwal pengeboran yang terintegrasi; Facility Engineering yang mempersiapkan lokasi pengeboran dan membangun fasilitas produksi sumur; dan Operations & Maintenance yang memantau dan mengelola kegiatan produksi dan perawatan peralatan. Dari fasilitas ini, data dan informasi perkembangan pelaksanaan program pengeboran dapat dipantau secara langsung atau real time.
Dalam arahannya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan dukungannya terhadap fasilitas PHR WK Rokan War Room. “SKK Migas memberikan apresiasi atas inisiatif PHR membangun fasilitas ini, ini adalah langkah antisipasi yang baik untuk mendukung pelaksanaan pemboran yang optimal. Akurasi data yang diperoleh didalam fasilitas ini akan sangat membantu keputusan dan keberhasilan pencapaian kinerja migas”.
Lebih lanjut, Dwi Soetjipto menyampaikan harapannya bahwa Blok Rokan kedepannya akan kembali menjadi yang terbesar di Indonesia. “Melihat entry level di awal tahun 2022 yang di angka 163 ribu BOPD dan target 2022 sebesar 180 BOPD, maka di akhir tahun 2022 produksi akan mencapai di angka sekitar 195 ribu BOPD. Sehingga di bulan Agustus 2022 saat HUT Kemerdekaan RI ke-77, WK Rokan akan kembali menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia mengalahkan Blok Cepu”, ujar Dwi.
Ada 2 hal yang kami berharap betul di Rokan yaitu pelaksanaan EOR dan pengembangan Migas Non Konvensional (MNK). Keduanya adalah tulang punggung bagi peningkatan migas dimasa mendatang. “Setelah tertunda diakhir Desember 2021 untuk persetujuan POD EOR, kami harap diawal tahun 2021 segera mendapatkan POD EOR. Kemudian terkait MNK, kami mengucapkan terima kasih kepada Pertamina dan Sub Holding Upstream Peramina yang telah memberikan dukungan kepada PHR sehingga ditahun ini akan ada pengeboran 2 sumur MNK. Keberhasilan EOR dan MNK di Rokan akan menjadi sejarah baru bagi pengembangan hulu migas di masa mendatang”, kata Dwi.
“Apresiasi kami sampaikan atas keberhasilan transisi Rokan yang mulus, sehingga di tahun 2022 ini PHR bisa melakukan program yang agresif, melakukan banyak terobosan dalam pengelolaannya, termasuk membuat project management integration (PMI) drilling, ini patut diberikan apresiasi”, pungkas Dwi.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin menyampaikan “Pusat kendali operasional ini menampilkan informasi komprehensif yang sangat dibutuhkan oleh pengambil keputusan hulu migas. Dengan visi Go Digital di Pertamina kami menerapkan efisiensi dengan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat oleh manajemen terutama untuk mencapai target peningkatan produksi yang masif dan agresif”.
Melalui fasilitas ini dapat dipantau perkembangan kegiatan dan kondisi di lapangan melalui CCTV, termasuk kesiapan lokasi pengeboran, jumlah sumur yang akan dibor dan telah dibor dan yang telah diproduksikan; jumlah dan lokasi rig yang beroperasi; jumlah produksi minyak melalui visualisasi digital.
Kunjungan Sumur Baru Lapangan Minas Yang Dibor Awal 2022
Kepala SKK Migas juga mengunjungi salah satu sumur baru di Lapangan Minas yang dibor pada awal tahun 2022 ini, mengawali program pengeboran yang masif dan agresif. PHR menargetkan pengeboran 400-500 sumur baru di tahun ini, PHR juga berencana menambah jumlah rig, menjadi paling tidak 20 rig pengeboran. Saat ini, WK Rokan mengoperasikan 18 rig pengeboran. Target produksi di tahun 2022 diharapkan akan naik menjadi rata-rata tahunan sekitar 180 ribu barel per hari.
“PHR memiliki target pemboran yang agresif yang tahun ini berjumlah 400 sampai 500 sumur pengembangan. Kami sangat memberikan apresiasi, karena telah menyambut ajakan SKK MIgas untuk agresif melakukan pemboran di 2022. Kunjungan kami hari ini adalah bagian dari apresiasi terhadap KKKS yang memiliki program yang agresif di 2022”, ujar Dwi Soetjipto.
Lebih lanjut Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa telah disaksikan bersama New Rokan, pengelolaan blok Rokan oleh anak bangsa sehingga blok yang bagus ini dapat menjadi harapan Indonesia untuk menjadi tulang punggungpencapaian produksi 1 juta barrel di tahun 2030. “Kami mendukung sepenunya perjuangan para perwira PHR untuk merealisasikan apa-apa yang telah direncanakan untuk meningkatkan produksi minyak di blok ini”, pungkas Dwi Soetjipto.
Untuk mencapai target pengeboran 400-500 sumur baru pada tahun ini, PHR membutuhkan penyediaan barang dan jasa pendukung secara tepat waktu, penyiapan lahan, dan dukungan dari para pemangku kepentingan terkait, baik itu pemda maupun masyarakat sekitar. Selain itu, PHR berupaya menjaga base production, menjaga keandalan fasilitas dan peralatan operasi, meningkatkan kapasitas fasilitas untuk menyesuaikan dengan peningkatan produksi, menjajaki teknologi baru serta mengembangkan migas non konvesional dalam rangka mengoptimalkan produksi dari WK Rokan. (Ril/Humas SKK Migas)