Anak-anak Muda OKI harus Menggali dan Mengembangkan Potensi Yang Ada Di Naskah Kuno OKI

Sumsel345 Dilihat

 

Palembang, pilarsumsel.com – Seminar hasil penelitian naskah kuno Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan dengan tema “Lokalitas Keagamaan dan Kebangsaan dalam Naskah Kuno Ogan Komering Ilir Sumsel diselenggarakan di Baturaja Room Hotel Grand Inna Palembang, Sabtu (28/11/2020).

Seminar tersebut menghadirkan narasumber Prof. Dr. H. Duski Ibrahim, MA selaku membedah naskah, Hidayat, M.Pd.I selaku Alih Askara Naskah dengan keynote speaker Dr. Wahiduddin Adams, MA selaku Putra Ogan Komering Ilir dan Hakim Konstitusi RI, dan opening Speech Muhammad Daud Bengkulah selaku Peraih Fasilitas Bidang Kebudayaan Tahap II 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Peserta dalam seminar ini yaitu dari dari kalangan akademisi, sejarawan, budayawan, sastrawan, pegiat naskah kuno, sesepuh tokoh agama dan pelajar dalam rangka untuk mengenalkan kepada mereka dari sekarnag terkait dengan budaya masalalu nusantara khususnya di Sumatera Selatan.

Ketua Pelaksana Naskah Kuno Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan Muhammad Awaluddin Al- Kirom mengatakan acara ini adalah acara seminar hasil penelitian naskah kuno Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan.

“Kegiatan ini adalah kegiatan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2020 yang lalu. Kelanjutan ini kami paparkan hasil kajian naskah kuno yang ada di dalam naskah kuno tersebut,” ujarnya.

Ia berharap setelah memaparkan kajian naskah kuno tersebut anak-anak muda khususnya Sumsel dan anak-anak muda yang ada di OKI bisa menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada didalam naskah kuno tersebut.

“Karena didalam naskah kuno tersebut terdapat lokalitas keagamaan. Ketika kita menemukan lokalitas keagamaan ini kita bisa menemukan jati diri kita, identitas kita sebagai anak muda Sumsel. Hal ini mengacu pada menjaga warisan budaya kita. Karena anak muda zaman sekarang identik dengan dunia barat yang kesannya melupakan budaya para leluhur kita. Inilah yang perlu kita tingkatkan dalam hal ini dalam bentuk naskah kuno yang tercatat didalammya kekayaan intelektual masa lalu yang dituangkan oleh para tokok-tokoh agama yang ada di dalam manoscript itu,” jelasnya.

Pembedah Naskah Kuno Ogan Komering Ilir Prof. Dr. H. Duski Ibrahim, MA mengatakan kegiatan ini sangat positif dan merupakan starting point kita dalam rangka menggali khazanah ilmu pengetahuan yang ada di dunia melayu yang dalam hal ini daerah Komering dan Sumsel umumnya.

“Kita melihat bahwa suatu kajian seperti ini sudah lama sekali ditinggalkan oleh komunitasnya. Oleh karena itu saya mengatakan bahwa kegiatan ini kita jadikan sebagai langkah awal didalam menggali kembali khazanah-khazanah yang sangat berharga tersebut. Banyak potensi yang bisa kita gali, potensi yang pertama bahwa para ulama-ulama kita disamping sangat kompoten dan menguasai khazanah ilmu Islam tetapi dia juga ketika akan menerapkannya kedalam masyarakat dia juga melihat kondisi konteksual dari masyarakat itu sendiri sehingga terkadang apa yang dipikirkannya dan ditulisnya dalam naskah itu berbeda dengan apa yang telah dituliskan oleh ulama-ulama di timur tengah,” bebernya.

Sementara itu Peraih Fasilitas Kementrian Kebudayaan Muhammad Daud Bengkulah mengatakan, kegiatan kita ini membahas naskah kuno sastra tentang kelapa menceritakan tentang kitab tassawuf ahlussunnah waljama’ah, nasihat untuk orang yang belajar agama bahwa belajar itu harus ada syari’at, tarekat, hakikat dan ma’rifat itulah kenapa ada sabutnya, batoknya, kelapanya dan saripatinya.

Ia berharap agar kedepannya, lebih di syiarkan lagi dan dikembangkan lagi. “Kalau mungkin sekarang terbatas hanya Komering mungkin nantinya akan ada naskah Muara Enim, Banyusasin dan meranah ke Nasional,” pungkasnya.(vin)