Musi Rawas, Sumatera Selatan – Di tengah gempuran tantangan kesehatan masyarakat modern, peran apoteker semakin diakui sebagai garda terdepan edukasi dan pelayanan farmasi yang berkualitas. Salah satu sosok inspiratif yang menonjol dalam dunia kefarmasian nasional berasal dari Kabupaten Musi Rawas. Dialah apt. Meliasi Nora Pratamarta, S.Farm., M.KM, apoteker yang tak hanya aktif di layanan komunitas, tetapi juga dikenal sebagai DKT Indonesia Trainer dan pelatih edukasi kontrasepsi untuk apoteker di berbagai daerah.
Pada Sabtu, 19 Juli 2025, Meliasi tampil sebagai pembicara nasional dalam Webinar Kefarmasian bertema “Kapan Harus Mulai Minum Pil KB? Peran Apoteker dalam Konseling Awal Kontrasepsi Oral di Apotek”, yang diselenggarakan oleh PT Mitra Farma Indonesia (MFI) bekerja sama dengan DKT Indonesia dan Apotek Kimia Farma, serta didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.
Acara yang diikuti lebih dari 600 peserta dari kalangan apoteker dan tenaga kesehatan ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom dan live streaming YouTube. Webinar ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman tenaga farmasi tentang edukasi kontrasepsi yang aman, akurat, dan berbasis bukti ilmiah, terutama pada layanan lini pertama seperti apotek.
Dalam sesi pemaparannya, apt. Meliasi Nora menekankan pentingnya posisi apoteker sebagai agen edukasi, bukan hanya sebagai penjual produk farmasi.
“Banyak ibu datang ke apotek hanya dengan rasa bingung, tanpa pengetahuan dasar tentang pil KB. Di situlah seharusnya apoteker hadir, menjelaskan dengan bahasa yang ramah, tidak menghakimi, dan berbasis ilmu,” jelasnya dalam webinar.
Melalui perannya sebagai trainer, Meliasi aktif mendorong penguatan kompetensi komunikasi apoteker, termasuk bagaimana menyampaikan informasi tentang jenis pil kombinasi, efek samping, waktu mulai minum pil, hingga cara menangani pasien yang sebelumnya menggunakan suntik KB.
Dari Musirawas untuk Indonesia
Berbasis praktik di wilayah Sumsel, Meliasi tidak hanya berbicara dari ruang teori. Ia adalah pemilik dan pengelola beberapa apotek di Kabupaten Musi Rawas, sekaligus pelaksana berbagai program peningkatan kepatuhan pasien melalui edukasi farmasi. Kiprahnya terlihat nyata dalam pendekatan komunitas—mulai dari edukasi pasien TB, pendampingan ibu hamil dan menyusui, hingga advokasi pelayanan kesehatan jiwa.
Karya-karya edukatifnya seperti leaflet pelayanan kontrasepsi, infografik edukatif, dan modul pelatihan farmasi komunitas, telah digunakan dalam pelatihan di berbagai kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Ia juga dikenal aktif dalam pengembangan Model PALAPA TB, program berbasis pharmacist-led service yang sedang diujicobakan di berbagai puskesmas.
Menurut rekan sejawatnya di MFI dan DKT Indonesia, Meliasi adalah figur langka yang mampu menyatukan peran edukator, praktisi, dan pemimpin komunitas dalam satu langkah nyata. Ia adalah contoh nyata bahwa apoteker dari daerah tidak kalah dengan yang berasal dari pusat—asal punya semangat, ilmu, dan komitmen.
Apresiasi dan Harapan ke Depan
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas melalui Dinas Kesehatan menyampaikan apresiasinya terhadap kiprah apoteker daerah yang mampu menembus kancah nasional. Dalam wawancara terpisah, Kepala Dinkes menyebut bahwa kontribusi Meliasi menjadi kebanggaan bagi daerah, sekaligus menjadi pemantik semangat bagi apoteker-apoteker muda lainnya.
Dengan meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan berbasis edukasi, diharapkan lebih banyak apoteker di tingkat layanan primer—khususnya di apotek dan puskesmas—yang bisa meneladani langkah-langkah seperti yang telah dilakukan oleh apt. Meliasi Nora Pratamarta.
“Kami tidak perlu menunggu panggung, karena apotek adalah panggung kami setiap hari,” tutup Meliasi sambil tersenyum.(Fan)