Bakesbangpol gelar rapat koordinasi dan pembinaan tiga pilar plus di kabupaten Tulungagung

Berita, Jawa Timur323 Dilihat

Tulungagung,PILARSUMSEL.COM-Untuk mencegah terjadinya konflik sosial di masyarakat, Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar rapat koordinasi dan pembinaan tiga pilar plus dalam rangka meningkatkan sinergitas guna terciptanya kondusifitas Kamtibmas di Kabupaten Tulungagung, Kamis (17/11/2022).

Kegiatan rapat koordinasi ini dilaksanakan di Bima Cafe N Resto, Kelurahan Karangwaru, sebagai upaya terjalinnya silaturahmi.

Melalui kesempatan ini, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Tulungagung, Drs Bambang Triono, MM, menyampaikan, Indonesia menjadi tuan rumah dalam konferensi tingkat tinggi G20 yang dijadwalkan berlangsung di Provinsi Bali pada tanggal 15 sampai 16 Desember 2022 sudah ditutup, dengan situasi lancar dan aman.

Selain itu, Bulan November 2022 merupakan bulan yang istimewa, karena Kabupaten Tulungagung tengah merayakan ulang tahun ke-817 dan puncak acaranya besok Jumat (18/11/ 2022), melaksanakan upacara Bersih Nagari sekaligus perayaan batik asli Tulungagung oleh Miss Universe dan di akhir perayaan ditutup oleh pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

Menyikapi persoalan yang terjadi saat ini, angka rawan konflik di masyarakat didominasi oleh bencana alam banjir, tanah longsor, pohon tumbang, jembatan runtuh, tanggul jebol, perselisihan perguruan pencak silat dan aksi konvoi atau arak-arakan di jalan, aksi pencurian, penjambretan, curanmor, perjudian kos-kosan atau penginapan ilegal, prostitusi dan peredaran narkoba, diharap memberi masukkan solusi terbaik agar supaya konflik tersebut bisa dikendalikan dengan baik.

Bambang Triono juga menghimbau, menyambut pemilu dan pemilihan serentak tahun 2024 nanti, Kamtibmas akan lebih difokuskan.

“Mulai saat ini kita sudah memasuki tahun politik yang semakin mendekati hari H, pastinya akan meningkat pula suhu politik di negara kita, baik isu-isu yang bersifat nasional maupun lokal, untuk itu dalam pertemuan ini menjadi salah satu upaya menyaring persoalan- persoalan IIpoleksosbud Hankam yang dapat mengganggu Kamtibmas di wilayah,” lanjutnya.

Melalui rapat koordinasi tiga pilar plus di tingkat kecamatan sampai dengan desa, hendaknya mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul dari akar rumput permasalahan yang sekiranya bisa diselesaikan di tingkat bawah, diupayakan selesai di tingkat wilayah supaya masalah tersebut tidak meluas dan menjadi isu yang lebih besar.

“Untuk mengoptimalkan fungsi deteksi dini, cegah dini dan lapor cepat terkait kondisi wilayah lingkungan di mana kita berada dan segera mengambil langkah-langkah antisipasi dalam menciptakan iklim wilayah lingkungan yang kondusif aman, tentram, tertib dan teratur,” ulas Bambang Triono.

Demikian pula dalam rakor pembinaan tiga pilar, juga disampaikan anggota Babinkamtibmas wilayah Polsek Bandung, bahwa wilayahnya sering terjadi perselisihan perguruan silat, disitu terdapat kelompok kecil yang jarang kita lihat, setelah oknum tersebut menjalani sangsi hukum, pihaknya menyarankan agar Bakesbangpol yang menaungi paguyuban pencak silat ada sangsi dari organisasi untuk membuat efek jera.

Setuju dengan usulan anggota Polsek Bandung, Babinkamtibmas Desa Ngentrong, Kecamatan Campurdarat, juga menuturkan, setiap ada kegiatan perguruan silat pihaknya selalu menjaga tugu atau pal perguruan silat.

“Hal ini dilakukan agar jangan sampai masalah satu butir telur yang mengenai tugu bisa menimbulkan masalah yang besar, yang menjadi pertanyaan apakah tugu yang dibangun begitu besar ada izin pembangunanannya,” ujarnya.

Sementara, Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Bakesbangpol Kabupaten Tulungagung, Saiful Azis, S.Pdi, MM, dalam sesi tanya jawab merespon, keberadaan Babinsa, Babinkamtibmas dan Kasi Trantib Kecamatan serta Tokoh Masyarakat bisa memberi masukan agar kita satu suara dan bersinergi dalam menciptakan kondusifitas Kabupaten Tulungagung.

“Apabila ada suatu permasalahan seyogyanya bisa diselesaikan di tingkat bawah,” ucapnya.

Lanjut Azis, paguyuban pencak silat sudah terbentuk dengan harapan semua perguruan silat dapat bersatu dan guyup rukun sampai tingkat bawah, namun kenyataannya masih saja ada perselisihan.

“Kita sudah menyampaikan kepada pengurus perguruan untuk memberikan ketegasan terhadap oknum yang sering mencemarkan nama baik perguruan, yaitu dikeluarkan dari organisasi,” tegasnya.

Terkait dengan tugu atau pal perguruan silat kalau bisa dihentikan dan jangan ditambah lagi,”Karena ini merupakan potensi terjadinya perselisihan, kita sudah sampaikan kepada ketua perguruan apabila ada latihan untuk tidak menggunakan atribut perguruan,” imbuh Aziz.

Hadir dalam kesempatan ini adalah Forum Kewaspadaan Dini Daerah (FKDD), Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kasi Trantib dan Perwakilan Tokoh Masyarakat Se Kabupaten Tulungagung.(GUN)