Gas Melon 3 Kg Langka di Oku Timur

Sumsel, Utama297 Dilihat

MARTAPURA, pilarsumsel.com- Sejak satu bulan terakhir warga Kabupaten OKU Timur khususnya Martapura mengeluhkan kelangkaan gas elpiji (gas melon) ukuran tabung 3 kilogram. Tidak hanya masyarakat, pengecer pada agen-agen pun turut mengeluh, karena pasokan gas elpiji 3 kilogram sangat langka untuk didapatkan, terutama saat masa pandemi covid 19.
Wuri (33), salah seorang pengecer elpiji 3 kilogram asal Bukit Napuh, Kecamatan Martapura megatakan.

Ia mengaku kelangkaan elpiji melon sudah sejak tiga minggu terakhir. Akibatnya banyak konsumen atau warga nekat menitipkan tabung gas 3 kilogram kosong untuk di tukarkan jika sewaktu-waktu tabung gas telah tersedia.

“Karena tidak ada kepastian kapan gas ada, makanya banyak warga disini yang menitipkan tabungnya. Dengan harapan kalau elpiji sudah ada mereka bisa langsung kebagian,” ujar Wuri, Selasa (3/11).
Pengakuan serupa juga diungkapkan Imam yang juga pengecer gas elpiji 3 kilogram. Menurutnya, sudah beberapa pekan ini Ia tidak mendapatkan tabung gas 3 kilogram dari agen. “Sering kita ditanya warga apakah ada pengurangan sehingga elpiji langka tapi saya sendiri tidak tahu. Karena bukan hanya saya yang tidak kebagian, tapi banyak pengecer lain juga sering kesulitan untuk mendapatkan pasokan elpiji,” ungkapnya.

Akibat sulitnya mendapatkan elpiji 3 kilogram ini, berdampak pada melambungnya harga jual. Bahkan harga tingkat pengecer elpiji melon dijual dengan harga Rp 24.000 sampai Rp 25.000. “Harga naik karena kita susah mendapatkannya, kadang harus keliling sampai beberapa hari baru bisa dapat,” ucapnya.

Sementara, Indrawati salah satu ibu rumah tangga turut mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji melon. Terlebih setiap hari Ia harus memasak untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

“Kalau tidak ada elpiji kita pasti bingung. Mau masak pakai minyak tanah sudah tidak ada lagi. Mau masak pakai kayu kalau musim hujan seperti ini juga susah. Kalaupun ada elpiji pasti harga sudah naik, jadi kita bingung dan butuh solusi dari pemerintah,” keluhnya. (inz).