LUBUK LINGGAU, pilarsumsel.com – Dimasa pandemi Covid – 19 serta adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),oleh Pemerintah Kota Lubuklinggau.
Sehingga membuat sejumlah pedangan di Pasar Bukit Kota Lubuklinggau mengeluh,pasalnya beberapa bahan pokok sehari-hari seperti minyak sayur mengalami kekosongan.
Selain itu harga pasaran cabe di pasar Bukit Sulap mendadak naik dari sebelumnya.
Salah satu pedangang cabe di pasar Bukit Sulap Yuni (17/2) mengatakan memang dalam satu pekan ini,untuk harga cabe mulai mengalami keanjlokan atau mengalami penurunan dari minggu sebelumnya.
Sebab untuk harga cabe rawit saja dari sebelumnya mencapai Rp 60 ribu per Kilo Gram (Kg),sekarang hanya Rp 32 ribu dijual ke pembeli.
Begitu juga untuk cabe merah dari harga Rp 15 ribu sudah mencapai Rp 35 ribu perkgnya,namun karena kondisi masih masa pandemi Covid-19 serta adanya penerapan PPKM.
” Sehingga membuat para pembeli menjadi sepi,sebab mulai dari shubu pagi hingga malam hari omzet penghasilan sedikit menurun tidak seperti hari-hari sebelumnya,”kata Yuni.
Dia menambahkan kalau belumnya adanya penerapan PPKM dan kenaikan harga cabe,baik cabe rawit maupun cabe merah omzet pemasukan sehari-hari bisah mencapai Rp 1 juta rupiah perhari.
Namun setelah mengalami kenaikan ini dan PPKM ,omzet jadi menurun dan cabe yang ingin dijual juga sering membusuk sehingga mengakibatkan kerugian bagi kami selaku pedangang cabe.
” Karena untuk cabe merah itu paling bisah bertahan dua hari,apabilah melewati dua hari maka akan membusuk dan kalau dijual lagi hargnyapun tidak tinggi-tinggi sebab sudah cabe BS,”ucapnya.
Hal serupa disampaikan Yogi (39) salah satu pedangang toko manisan di Pasar Setelit kota Lubuklinggau,saat ini untuk kebutuhan pokok sehari-hari seperti minyak sayur.
“Sudah satu bulan ini mengalami kekosongan,dan tidak ada stok untuk kami para pedangang guna menjual minyak sayur ke para pembeli,”pungkasnya.
Ia menerangkan kekosongan minyak sayur itu akibat adanya kenaikan dari distributor,sehingga kami selaku pedangang mendapat kesulitan untuk mendapatkan minyak sayur tersebut.
Soalnya dari harga minyak sayur sebelumnya Rp 14 ribu per kg menjadi Rp 18 ribu perkgnya,dengan demikian pihak distributor sudah berjanji akan memberikan subsidi.
Akan tetapi sampai sekarang belum juga ada kepastiannya,untuk itu kami para pedagang berharap pihak dinas terkait dapat membantu kami pedangang.
” Agar bisah mendapatkan kebutuhan bahan pokok minyak sayur,supaya bisah dijual kembali dengan pembeli dengan harga yang standar tidak mengalami kenaikan,”terangnya.(Zul)