Kawal Pasokan Migas Nasional, PT Pertamina EP Prabumulih Field Sigap Tangani Kendala Operasi Produksi

Berita, Sumsel787 Dilihat

PRABUMULIH-Terkait insiden kebocoran gas, Pertamina Hulu Rokan Zona 4, Prabumulih Field angkat bicara.

Head Of Comrel & CID Zona 4, Tuti Dwi Patmayanti menyampaikan, sebagai bagian salah satu lapangan di Pertamina Hulu Rokan Zona 4, Prabumulih Field turut mengupayakan produksi minyak dan gas bumi di wilayah Sumatera Selatan. Pencapaian produksi migas Prabumulih Field hingga Oktober 2023 sebesar 7254 BOPD untuk minyak dan 111.7 MMSCFD untuk gas. Pencapian tersebut selanjutnya turut menyumbang target produksi migas nasional.

Pertamina EP (PEP) Prabumulih Field selalu sigap menangani kendala-kendala operasi produksi di lapangan, seperti pada insiden kebocoran pipa di Jalan Nigata Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih yang terjadi pada Jumat (17/11).

Pipa tersebut merupakan pipa migas 8 inchi jalur pengiriman minyak dari Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Prabumulih Field ke KM 3 Plaju trunkline segmen XIII.

Insiden ini dilaporkan oleh warga setempat dan langsung ditindaklanjuti oleh tim internal PEP Prabumulih Field dengan melakukan upaya pemasangan clamp, pengelasan titik kebocoran, dan pembersihan limbah paparan di permukaan tanah.

“Saat ini tim kami sudah melaksanakan
upaya pembersihan crude oil yang mengalir akibat kebocoran pipa tersebut agar tidak menyebar lebih luas. Selain itu, terdapat juga vacum truck untuk mengisap minyak yang mengalir serta dilakukan juga penutupan pipa dengan cara clam. Untuk penyebab kebocoran masih dalam investigasi,” terang Tuti sapaan Tuti Dwi Patmayanti.

Lebih lanjut Tuti memastikan insiden ini tidak menghambat proses pengiriman minyak ke KM 3 Plaju.

Tuti juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama masyarakat dan pemerintah setempat yang sudah memberikan informasi dan berkoordinasi dengan baik dalam penanganan insiden ini.

“Kami berharap semua lapisan masyarakat turut serta menjaga Objek Vital Nasional (Obvitnas) dengan sama-sama mendukung kelancaran operasi sehingga Pertamina dapat terus berkontribusi memenuhi kebutuhan energi untuk Indonesia,” pungkas Tuti.

Pertamina juga mengapresiasi masyarakat yang memberikan dukungan untuk kelancaran penanganan dampak dari kendala operasi produksi. Perusahaan terus menghimbau masyarakat untuk melaporkan jika terjadi kerusakan dan atau kegiatan mencurigakan di sekitar jaringan pipa migas dan meminta semua pihak bekerja sama untuk mematuhi jarak aman minimum yang dihitung dari sisi terluar pipa ke kiri dan ke kanan. Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan operasi migas yang aman, serta ramah lingkungan dengan cara mematuhi semua peraturan yang berlaku.

Sebelumnya, Warga Kota Prabumulih, Sumatera Selatan merasa kesal atas kejadian bocornya pipa minyak milik Pertamina yang berada Kelurahan Sukajadi Kecamatan Prabumulih Timur.

Tokoh masyarakat kota Prabumulih Timur, Maulia mengatakan, kebocoran pipa minyak Pertamina ini telah berlangsung dua kali sepanjang tahun 2023. Kejadian pertama berlangsung pada Juni lalu dan kembali terulang pada November.

Menurut Maulia, bocornya pipa minyak tersebut berdampak pada lingkungan sekitar. Bahkan, kolam ikan milik warga ikut tercemar tumpahan minyak milik Pertamina.

“Ini diduga ada unsur kesengajaan, internal Pertamina sudah mengetahui usia jaringan pipa ini, sehingga terjadi lagi. DLH (Dinas Lingkungan Hidup) harusnya dapat menjerat (Pertamina) dengan Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup,” kata Maulia, Rabu (29/11).

Di sisi lain, jajaran eksekutif Pertamina Hulu Rokan Zona 4 menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam kejadian kebocoran minyak tersebut. Lantaran tidak melakukan evaluasi dan pengawasan yang baik terhadap kondisi pipa maupun infrastruktur lainnya yang mulai mengalami kerusakan.

Sehingga, Maulia mendesak agar pemerintah melalui Kementerian BUMN untuk mencopot dan mengganti jajaran eksekutif Pertamina yang menjabat saat ini dengan orang yang lebih kompeten. “Harus ada evaluasi terhadap kinerja SDM Pertamina saat ini,” ucapnya.

Ia pun meminta, Pertamina untuk melakukan pemulihan di lokasi yang tercemar. Selain itu, warga yang terdampak juga harus mendapatkan kompensasi ganti untung atas peristiwa kebocoran pipa tersebut.

“Audit lingkungan juga harus dilakukan agar tidak terulang lagi. Kalau tidak diambil tindakan tegas dipastikan kejadian ini akan kembali terulang,” ujarnya.

Sementara itu, Manajer Kampanye WALHI Sumsel, Febrian Putra Sopah berpendapat, kebocoran pipa minyak Pertamina yang kembali terulang ini semestinya menjadi evaluasi serius oleh pemerintah.

Sehingga, warga yang tinggal di kawasan ‘line’ Pipa Pertamina tidak merasa takut atas kebocoran minyak.

“Pemerintah harus tegas melakukan pencabutan izin operasi sementara sampai perusahaan mengganti seluruh fasilitas yang memiliki resiko terjadi korosi agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,”kata Febrian.

Febri menegaskan, Kementerian BUMN dan Manajer Pertamina harus bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan atas tumpahan minyak ini baik melakukan ganti rugi maupun pemberian kompensasi terhadap warga yang terdampak.

“Kementrian BUMN dan manajemen Pertamina harus bertanggung jawab untuk melakukan restrukturisasi sumber daya manusia yang ada di Pertamina,”tegasnya.

Diberitakan sebelumnya,Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Prabumulih telah menurunkan tim untuk menyelidiki kasus kebocoran pipa minyak milik Pertamina di Jalan Nigata, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Prabumulih Timur, beberapa waktu lalu.

Hasil dari tim yang diturunkan menyebut jika penyebab bocornya pipa Pertamina disebabkan oleh korosi. “Sementara ini dari hasil tim lapangan penyebabnya itu korosi,” kata Kepala DLH Kota Prabumulih, Dwi Koryana, Jumat (24/11).

Dwi mengatakan, sejauh ini, Pertamina telah melakukan perbaikan dengan melakukan clamp pada bagian pipa yang bocor. Selain itu, perusahaan juga diminta untuk membersihkan cairan minyak yang mengotori lokasi.

“Sudah ada tindak lanjut dari perusahaan dengan meng klem pipa dan membersihkan lahan yang terdampak,” terangnya.[ag/rl)