pilarsumsel.com Trenggalek, Jawa Timur – Dalam rangka mencegah dan mengatasi angka stunting di Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini
selaku Ketua TP.PKK Kabupaten Trenggalek meluncurkan program kolaboratif yang dikenal dengan
sebutan DAPUR CINTA (Dapur Cegah dan Atasi Stunting).
Program DAPUR CINTA merupakan pengembangan dari program Masak Sareng Sama (SMS) Bu
Novita.
Nantinya program ini akan dilaksanakan oleh pemerintah desa/kelurahan melalui
pengembangan kelompok atau kelembagaan lokal yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan
penanganan stunting yang ada di tingkat desa dan sekitarnya.
“Kita sama ini ingin membantu
menyukseskan program-program dan visi misi Bapak Bupati Kabupaten Trenggalek untuk
menurunkan angka stunting serta angka kemiskinan ekstrem yang mana separuh dari populasinya itu
adalah perempuan dan anak,” ujar perempuan berparas ayu tersebut.
Mengingat, prevalensi balita stunting di Kabupaten Trenggalek dari hasil SSGI mengalami
peningkatan dari 18,1% pada tahun 2022 menjadi 19,5% pada tahun 2023.
Hal yang berbeda ternyata
dari hasil bulan timbang mengalami penurunan dari 7,9% pada tahun 2022 menjadi 6,7% pada Pebruari 2023.
Dalam pencegahan dan penanganan stunting pada balita, peran keluarga sangat
penting. Adanya kelompok beresiko stunting harus mendapat penanganan secara optimal. Ibu hamil
dan yang mengalami gangguan gizi harus mendapat penanganan sesuai standar dan mendapat
makanan tambahan yang memadai.
“Pos dapur umumnya ada di setiap desa. Pertama, kami menyediakan resep resep. Kemudian, resep
yang kami sediakan akan di sebar di masing-masing dapur umum yang menjadi panduan menu-menu
apa saja yang akan dibagikan kepada masyarakat,” tutur Novita
[5/7 21.45] Budi Gunawan Trenggalek: Pemerintah desa/kelurahan dalam melaksanakan DAPUR CINTA dibantu oleh kader penggerak dan
motivator yang terdiri dari PKK, PPKBD/Sub-PPKBD, dan kader lainnya, termasuk tenaga kesehatan
dan mahasiswa magang sebagai pendamping.
Sementara pemerintah kabupaten selain berfungsi
sebagai regulator dan fasilitator, juga berperan dalam melakukan edukasi, pendampingan, dan
pembinaan teknis melalui dinas terkait serta para petugasnya yang berada di tingkat desa.
Kemudian, ada pendanaan yang bersumber dari APBD, utamanya dari Dinas Kesehatan kurang lebih
sebesar Rp. 4,5 hingga Rp 5,5 miliar yang digunakan untuk memproduksi dapur cinta di setiap desa.
Meskipun angkanya yang cukup besar, namun Bupati Trenggalek yang sama sama ikut dalam
peluncuran program ini, tetap mengajak peran serta masyarakat.
“Makanya perlu dukungan berbagai
pihak, kerjasama, dan dukungan berbagai pihak untuk bisa memberikan bantuan makanan bergizi
bagi masyarakat yang berada di kemiskinan ekstrem dan lebih-lebih balita stunting. Termasuk ibu
yang hamil dan juga menyusui, ” ucap Novita.
“Lahir baru salah satu inovasi PROGRESIVE yang akan menjadi kunci pembuktian bahwa negara
memang harus benar benar hadir untuk masyarakat. Perempuan tidak boleh terkungkung dalam
kemiskinan terstruktur.
Pentingnya pemberdayaan perempuan tidak dapat dipungkiri dalam konteks
sosial, ekonomi, dan politik.
Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan menjadi kunci utama untuk
mengubah paradigma serta menciptakan kesetaraan yang lebih inklusif,” tutur Novita.
Jangan pernah lelah berjuang bagi terwujudnya
keadilan dan kemakmuran rakyat secara progresif.
Jadikan hal itu sebagai pijakan terpenting di dalam
menyusun overall planning yang akan diperjuangkan bersama!” imbuhnya.
(bud)