BANYUASIN,PS-Fluktuasi harga komoditas perkebunan, terutama kelapa sawit yang sangat dinamis pada setahun terakhir menjadi perhatian khusus Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat. Dalam kunjungan kerja tiga hari di Unit Kerja PTPN VII wilayah Sumsel mulai Senin (23/5), ia mengingatkan seluruh elemen untuk tidak terlena dengan tingginya harga minyak sawit.
Pernyataan itu diulangi Nurhidayat saat meninjau kebun dan pabrik kelapa sawit PTPN VII Unit Betung, Selasa (24/5). Ia mengatakan, perubahan harga kelapa sawit, baik TBS, CPO, dan minyak goreng yang naik cukup tinggi membutuhkan kewaspadaan dalam mensikapinya.
“Kita mendapat berkah ketika pada 2021 volume produksi kelapa sawit kita bagus dan harga jual naik tinggi sehingga kita meraih laba. Tapi di triwulan I tahun 2022 ini volume produksi sawit lebih rendah dan biaya produksi lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Kita perlu lebih mewaspadai kondisi ini karena kita tidak bisa memastikan sampai kapan harga jual produk sawit bertahan tetap tinggi ,” kata dia.
Pada hari kedua kunjungannya, Nurhidayat didampingi SEVP Ops. I PTPN VII Budi Susilo, SEVP Ops. II Dicky Tjahyono, Kabag. Ops. I Danil Solikhin, Kabag Ops II Wiyoso, Kabag SPI Ary Askari, dan Sekretaris Perusahaan Bambang Hartawan. Rombongan juga meninjau Unit Tebenan yang mengelola pabrik dan kebun karet.
Nurhidayat mewanti-wanti soal antisipasi fluktuasi harga komoditas karena PTPN VII juga memiliki pabrik yang selain mengolah produksi dari kebun sendiri juga perlu lebih banyak membeli dari pihak ketiga untuk memenuhi kapasitas pabrik. Dengan optimalisasi utilitas pabrik ini dapat meningkatkan skala ekonomi sehingga biaya produksi per unit bisa lebih efisien.
“Kita tahu, soal harga jual ini di luar kendali kita. Itu karena yang menentukan harga adalah mekanisme pasar. Karena itu kita tidak boleh terlena dengan harga jual yang tinggi. Tidak boleh lengah. Kita tetap harus berupaya untuk terus menaikkan produktifitas dan meningkatkan efisiensi, sehingga dapat menghasilkan produk dengan biaya produksi per kg yang rendah,” kata dia.
Menghadapi kondisi fluktuasi harga ini, Nurhidayat meminta semua Unit Kerja untuk fokus kepada penggalian produksi untuk optimalisasi utilitas pabrik secara efisien. Ia menyebut, aspek penggalian produksi berada dalam rentang kendali manajemen Unit. Dengan kondisi yang ada sekarang, kata dia, semua elemen harus mengupayakan semua potensi produksi dapat digali secara efisien sehingga semua Unit dapat memberi kontribusi profit.
Mantan Direktur Pelaksana PTPN III Holding ini berkesimpulan, opsi mengejar kuantitas produksi adalah pilihan paling bijak. Selain sebagai antisipasi defisit jika harga turun, juga karena pengamatan di lapangan saat ini yang menunjukkan bahwa ada potensi produksi yang masih tinggi untuk dapat digali.
Dalam dua hari peninjauan di lapangan, ia melihat besarnya potensi buah yang bisa dipanen lebih maksimal baik di Kebun Unit Bentayan, Betung Krawo, dan Unit Betung. Beberapa masalah dan kendala yang ada masih bisa dicarikan solusinya melalui koordinasi dengan kantor pusat.
“Masih adanya masalah dan kendala itu juga mengkonfirmasi bahwa sebenarnya potensi produksi dan peningkatan kinerja itu ada dan nyata. Oleh karena itu, kami mendorong agar potensi itu dapat digali dengan tuntas. Dalam kondisi harga jual yang fluktuatif kita harus antisipasi ekstra untuk dapat menghasilkan produk dengan biaya rendah. Sehingga kalau harga turun, kita masih mendapat marjin positif. Dan kalau harga naik, perusahaan meraih laba lebih tinggi,” kata dia seraya mengajak semua karyawan untuk menjaga kesehatan dan tetap semangat untuk mencapai target.
Disela-sela kunjungan di Tebenan, Nurhidayat berkesempatan menyerahkan piagam penghargaan kepada mandor di Afdeling I sebagai mandor peraih produksi panen tertinggi. Ada dua mandor yang menerima yakni Sarbani dan Suprapto. Ia meminta kepada semua mandor agar terus berlomba memberikan hasil terbaik sehingga target perusahaan bisa tercapai. (HUMAS PTPN VII)