Pilarsumsel.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Kelompok 18 Universitas Muhammadiyah Sukabumi senyelenggarakan kegiatan penyuluhan pencegahan stunting di Desa Sirnasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa barat.
Kegiatan ini merupakan salah satu runtutan program kerja utama dari kelompok 14-23 yang tersebar di dua kecamatan (Surade dan Ciracap) untuk melakukan penyuluhan pencegahan stunting. Penyuluhan pencegahan peningkatan angka stunting dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Juli 2022 pukul 13.00 WIB yang bertempat di Aula Desa Sirnasari.
Kegiatan penyuluhan ini di hadiri oleh Perangkat Desa, Kadus, Para kader posyandu dan ibu-ibu PKK serta delapan posyandu yang tergabung di Desa Sirnasari.
Dalam pemaparan materinya, Lety Widya Sari sebagai ahli Gizi dari puskesmas kecamatan Surade menjelaskan tetang ‘gagal tumbuh kembang anak’ dengan pokok bahasan “stanting” atau tanda stunting.
“Dampak yang dapat ditimbulkan oleh stunting, penyebab stunting, penanggulangan stunting, pencegahan stunting, dan paya percepatan penurunan stunting”. Ucap Widya.
Widya menyampaikan, Stunting dapat ditandai dengan, gagal dalam pertumbuhan yang indikatornya dapat dilihat dari tinggi badan dan berat badan, gagal perkembangan dapat berupa gangguan kognitif, lambat menyerap pengetahuan dan lemah dalam penghitungan, gangguan metabolisme tubuh akan berpotensi untuk terkena penyakit tidak menular.
Dampak yang ditimbulkan oleh stunting dalam jangka pendek dapat terganggunya perkembangan otak, kecerdasan gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuhan, sedangkan Jangka panjang dapat menurunnya kemampuan kognitif dan dan prestasi belajar, menurunan kekebalan tubuh sehingga mudah sakitdan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes dan sejumlah penyakit lainya seperti Kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabillitas pada usia tua.
Lebih lanjut, Penyebab stunting diantaranya, kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama sejak konsepsi sampai anak usia 2 tahun, kemudian Anak sering sakit terutama diare, campak, TBC dan penyakit infeksi lainnya dan keterbatasan air bersih dan sanitasi, serta ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga rendah.
Pencegahan sunting dapat dilakukan melalui program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HKP) dengan intervernsi sensitif, intervensi spesifik, integrasi kegiatan (kualitas remaja putri), intervensi pendidikan dan intervensi kesehatan, sedang upaya percepatan penurunan stunting dapat melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
“Pencegahan dan penaganan kesehatan gizi pada stunting harus sedini mungkin untuk di tangai, sehingga dapat tumbuh dan kembang bersama sebayanya”. Imbuh Widya selaku pemateri.
Runtutan acara pada kegiatan penyuluhan ini sekaligus memberikan penguatan terhadap kader posyandu yang bertujuan untuk membantu penurunan angka stunting di Desa Sirnasari.
Sementara itu salah seorang dosen pendamping KKN, Muhammad Saleh berharap, jika Dengan diadakannya kegiatan penyuluhan tersebut, besar harapannya dapat mencegah dan menurunkan angka stunting dengan memanfaatkan sumber makanan hasil bumi Desa Sirnasari.
“Diharapkan dengan kegiatan tersebut, dapat meningkatkan wawasan kepada masyarakat terkait stating, guna menekan angka setanting” Pungkas Muhammad Saleh.