LUBUKLINGGAU-Pembangunan kota yang berslogan ‘Sebiduk Semare’ dibawah kepemimpinan Walikota Lubuklinggau H SN Prana Putra Sohe dan Wawako H Sulaiman Kohar terbukti maju pesat. Mulai infrastruktur hingga destinasi budaya wisata, UMKM terus berkembang, salah satu contoh Hotel berbintang, pusat berbelanjaan Mall hingga transportasi kereta api dan pesawat terbang ada di kota transit ini. Meski demikian, tak menampik program yang dijalankan pemerintahan SN Prana Putra Sohe belum sempurna dan masih ada kekurangannya.
Untuk itu, Kota Lubuklinggau yang aman dan kondusif ini perlu ada pemimpin melanjutkannya bukan perubahan. Dari dua kandidat yang memiliki pengalaman dan bersinergi dengan pemerintahan sebelumnya tak lain yakni H Rodi Wijaya dan Imam Senen. Sebagai H Rodi Wijaya menjadi wakil rakyat hingga ketua DPRD Lubuklinggau dua periode, artinya masyarakat masih memberikan amanah kepadanya. Sedangkan, cawawako Imam Senen, miliki pengalaman birokrasi tanpa catatan buruk. Baik dari pemerintahan H Riduan Effendi hingga SN Prana Putra Sohe, prestasinya luar biasa dan tidak perlu diragukan lagi, mulai jabat Camat Lubuklinggau Selatan I, Kepala DPPKAD, Sekwan hingga Plt Sekda Kota Lubuklinggau.
“Insyallah, pemimpin yang berpengalaman yang menang Pilkada Lubuklinggau 2024, yakni Paslon murah senyum ROIS,” ujar Pendi selaku Tokoh Pemuda asli Wong Linggau ini yang juga mahasiswa Hukum Tata Negara di salah satu perguruan tinggi ternama.
Lanjut dia, bila kota Lubuklinggau yang sudah maju pesat tidak ada keberlanjutan atau perubahan, tentunya pembangunan balek ke Nol. Sementara daerah lain, terus berinovasi dan berkembang menuju Indonesia Emas. “Kita bisa ketinggalan daerah lain, yang terus berinovasi dan speed,” ujarnya.
Pendi mengajak pemuda Lubuklinggau yang bisa menilai pembangunan Kota Lubuklinggau yang begitu pesat, kalaupun ada kekurangannya hal biasa karena belum sempurna. Dan sempurna hanya milik Allah.
“Ayo, pilih kandidat yang berpengalaman dan berkelanjutan,” ajak Pendi.
Terpisah, Calon Walikota Lubuklinggau H Rodi Wijaya usai mendaftar ke KPU Kota Lubuklinggau menegaskan, pembangunan perlu keberlanjutan dan tidak ada namanya Dinasti karena Pilkada, Pileg dan Pilpres melalui proses demokrasi. “Kalau percaya Dinasti artinya tidak percaya demokrasi,” tegasnya. (**)