Trenggalek, Jawa Timur, pilarsumsel.com –
Pemprov Jatim menyiapkan hunian tetap bagi korban bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Tidak hanya rumah yang tertimbun, tetapi juga warga yang terdampak. Rencana ini disampaikan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau lokasi longsor, Kamis (22/5).
6 warga dikabarkan hilang pada peristiwa longsor 19 Mei lalu. Upaya pencarian terus dilakukan oleh pihak-pihak terkait, namun terkendala medan dan juga kerawanan. Bahkan anjing pelacak juga diturunkan untuk mencari korban hilang.
Disinggung mengenai relokasi, Gubernu Jatim menuturkan “saya sampaikan kalau rumah yang terdampak, bukan hanya yang tertimbun, akan tetapi rumah yang terdampak. Di titik mana oleh tim pemkab dianggap aman dan itu dijadikan tempat relokasi misalnya. Maka Pemprov dalam waktu dekat bisa membangun rumahnya,” ucap Khofifah.
Jadi kalau membangun Insya Allah dalam waktu yang cepat kita bisa lakukan. Tetapi kalau lahan saya minta tolong pemkab melakukan identifikasi di titik mana lahan-lahan itu bisa dijadikan relokasi, supaya aman. Di atas itu masih banyak rumah. Bagaimana nanti tim secara terpadu melakukan identifikasi. Yang menjadi titik-titik rawan, akhirnya mereka berkenan untuk direlokasi.
Hari ini memang titik-titik relokasi sedang di identifikasi. Supaya berseiring dengan mata pencaharian masyarakat. Kalau mereka mendapatkan titik relokasi tidak terlalu jauh dari tempat mereka mendapatkan mata pencaharian bisa memungkinkan bisa segera dibangun.
Kami dari pemprov lebih disegerakan itu bisa lebih memberikan ketenangan. Tetapi titik mana yang bisa diterima masyarakat itu juga tidak sederhana. Karena dulu ketika membangun di Sumurup juga tidak mudah. Kebetulan ada lahan Pemprov di situ. Areal ini dulu digunakan untuk pembelajaran di Dinas Pertanian dan ini manusia haruslah lebih diprioritaskan.
Itupun saya harus kulonuwun dengan RT dan Kepala Desa Setempat akan ada warga baru dari desa sebelah. Ini kita lakukan secara bersama-sama dan saya sendiri ikut turun dalam proses kulonuwun dengan warga setempat.
Ini saya rasa sama, ada pak kades yang akan membantu identifikasi lahan mana yang kira-kira diterima oleh masyarakat. Tanah ini kan sejarah, tanah ini kan riwayat, jadi tidak sederhana memang. Karena memang telah memberikan kehidupan bagi mereka, tiba-tiba kemudian terkena longsor.
Oh ini tanahmu berbahaya, iya tapi itu membutuhkan proses komunikasi dan mereka harus berdialog dengan rasa dan hati mereka. Di sini sejarahnya begini, di sini riwayat hidupnya begini. Jadi tanah itu riwayat, jadi apa yang akan diputuskan untuk menjadi tempat relokasi, tentu harus dilakukan berdialoh dengan masyarakat yang akan direlokasi dan masyarakat yang berdekatan dengan masyarakat di tempat relokasi.
Bagi kami di Pemprov tentu lebih cepat mendapatkan tempat yang aman dan nyaman itu makin baik. Dan Pemprov pada posisi siap untuk membangunkan hunian di tempat yang baru nanti. Kira-kira itu sambil Pak Kapolres mengirimkan anjing pelacak untuk melakukan proses identifikasi di titik mana sebenarnya yang terkonfirmasi masyarakat yang tertimbun. “Mohon doa semuanya, semoga diberikan kemudahan untuk identifikasi warga yang hari ini sedang diupayakan oleh Pak Kapolres untuk dilakukan identifikasi oleh anjing pelacak. Dan Tim Inavis sudah datang untuk melakukan identifikasi melakukan pencarian,” tandasnya.
(bud)