Produksi Karet di Empat Lawang Menurun Drastis

Sumsel1597 Dilihat

Pilarsumsel Online,

EMPAT LAWANG – Produksi getah karet di Kabupaten Empat Lawang, akhir-akhir ini menurun drastis. Hal ini tidak terlepas tingginya curah hujan yang terjadi belakangan ini di wilayah Kabupaten Empat Lawang. Salah seorang penyadap getah karet di Tebing Tinggi, Abdul Karim mengatakan, jika dirinya kesulitan melakukan pekerjaannya selaku penyadap karet, akibat hujan yang hampir tiap hari terjadi di Empat Lawang.

Baca Juga :
Salahgunakan Dana BOS, Kepsek Akan Dipidanakan

Karena itu, dia mengaku hasil sadapan karet yang dia lakukan menurun hingga 30 persen bahkan lebih, dan ini tentu saja sangat berdampak pada ekonomi keluarganya. Dijelaskanya, hujan membuat aktivitas menyadap sulit dilakukan. Air hujan tidak saja membasahi pohon, tetapi juga alur sadapan. Sebab, air hujan masuk ke cawan tempat menampung getah. Akibatnya, getah bercampur air dan mengurangi kualitas karet dan getah juga sulit membeku, karena bercampur air. Menurut Karim, dia biasanya mampu menoreh 180-200 kilogram getah per hektar setiap bulannya. Namun pada musim hujan seperti ini, hanya sekitar 100 kilogram. Masalah sulitnya menyadap muncul, sejak sekitar dua bulan terakhir. Dan sejak Januari 2021, curah hujan di Kabupaten Empat Lawang kian besar.

“Hampir setiap hari hujan turun meski hanya sebentar. Saat puncak musim hujan nanti, hampir semua petani dipastikan tidak bisa beraktivitas karena hujan turun sepanjang hari,” ucapnya.

Baca Juga :
Pengprov PBVSI Sumsel Dikukuhkan

Ironisnya, lanjut Karim, berkurangnya produksi karet tidak mempengaruhi harga jual di tingkat petani. Saat ini, harga satu kilogram karet hanya Rp6.300 hingga Rp6.800 saja, sama seperti ketika musim kemarau. “Untuk menjual hasil panen tidak ada kesulitan, karena barangnya sedikit. Berapapun jumlahnya, tetap dibeli pedagang yang datang ke kampung. Soal harga memang mereka yang menentukan, petani tidak bisa berbuat banyak,” kata Karim. Hal yang sama diutarakan Madroji petani karet warga Kecamatan Saling. kata dia, selain aktivitas penyadapan, masalah lain yang muncul ketika musim hujan adalah jamur. Parasit ini menyerang bagian daun lalu merembet ke ujung batang. Tanaman karet yang biasa terkena adalah yang masih muda.

Baca Juga : DPM-PTSP Lubuklinggau Imbau Pemilik Gudang Patuhi Perda

“Untuk mengatasi bisa diobati dengan fungisida, dengan cara disemprotkan. Dalam sepekan biasanya akan menghilang. Namun, akhir-akhir ini ada juga yang susah dihilangkan,” keluhnya. Menurut Madroji, pengobatan paling tepat dilakukan saat musim kemarau. Curah hujan dan kelembaban yang tinggi selama musim hujan membuat jamur mudah tumbuh. “Jamur berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman,” tukasnya. (SO)