Rakyat Menjerit, 26 Menteri Mengundurkan Diri

pilarsumsel.com-Sejumlah menteri dan gubernur bank sentral mengundurkan diri di Sri Lanka. 26 anggota kabinet itu meresa frustasi menghadapi pengunjuk rasa di ibu kota di tengah krisis ekonomi terburuk negara itu dalam beberapa dekade.

Menteri Kehakiman dan Menteri Pemuda dan Olahraga, yang juga keponakan Presiden, termasuk di antara mereka yang mengundurkan diri. Keputusan mereka menyusul gejolak selama berminggu-minggu di mana krisis moneter memaksa devaluasi mata uang dan membuat harga barang-barang pokok seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar melonjak.

Antrean panjang di supermarket, pompa bensin, dan apotek telah menguji kesabaran publik. Pemadaman listrik pun terjadi selama berjam-jam. Kemarahan publik memuncak menjadi protes kekerasan di Kolombo pekan lalu.

 

Para demonstran yang turun ke jalan-jalan utama melemparkan batu bata dan membakar di luar kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa. Sebagai tanggapan, pemerintah pada hari Jumat mengumumkan keadaan darurat, memberlakukan jam malam di beberapa bagian kota dan memblokir platform media sosial secara nasional.

Pada hari Senin, Gubernur Bank Sentral, Ajith Nivard Cabraal, mengajukan pengunduran dirinya, menyusul gelombang yang dimulai selama akhir pekan. Begitu juga sederet menteri lainnya.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh tim media kepresidenan pada hari Senin, Presiden Rajapaksa tidak secara langsung menanggapi pengunduran diri itu. Ia hanya mendesak semua pihak untuk bekerja bersama demi semua warga negara dan generasi mendatang.

 

“Krisis saat ini adalah akibat dari beberapa faktor ekonomi dan perkembangan global,” bunyi pernyataan itu.

“Sebagai salah satu negara demokrasi terkemuka di Asia, solusi harus ditemukan dalam kerangka demokrasi,” tutupnya.

Negata itu mengalami krisis ekonomi akibat negara mengalami inflasi yang meroket. Kolombo memberlakukan larangan impor secara luas pada Maret 2020 dalam upaya untuk menghemat mata uang asing yang diperlukan untuk membayar hampir USD 7,0 miliar tahun ini untuk melunasi utangnya sebesar USD 51 miliar.

Sumber : Jawapos.com