Sekda: Pencegahan Stunting Tugas Kita Bersama

Berita644 Dilihat
LUBUKLINGGAU-Penjabat Sekda Kota Lubuklinggau, H Imam Senen memimpin rapat koordinasi(Rakor) Percepatan Penanganan Rembuk Stunting Tingkat Kota Lubuklinggau, bertempat di ruang rapat Lt. 3 Perkantoran Pemkot Lubuklinggau, Rabu (31/8/2022).
Dalam kesempatan itu, Sekda mengatakan rakor ini merupakan upaya pencegahan sekaligus penurunan resiko angka stunting di Kota Lubuklinggau yang mencakup tugas bersama-sama demi generasi penerus yang sehat dan berkualitas.
Menurutnya dalam langkah ini pemerintah mulai dari tingkat paling bawah sampai tingkat kota terus melakukan kegiatan dan program dalam pencegahan dan penurunan resiko angka stunting.
“Mulai dari pendataan, survei ke lapangan dan pendampingan keluarga terus kita upayakan disertai dengan berbagai program-program yang tepat sasaran,” kata Sekda.
Kepala Bappeda Litbang, H Emra Endi Kesuma menjelaskan, sebelum adanya program ini, bahkan pemerintah telah memberikan program berupa makanan tambahan di berbagai Posyandu. Khusus penanganan stunting, sebanyak 10 kelurahan yang beresiko memiliki bayi stunting dengan beberapa indikator penilaian.
“Meski 10 kelurahan tersebut menjadi fokus kita tetap kita sasar ke seluruh kelurahan yang ada di wilayah Kota Lubuklinggau,” ujarnya.
Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana mengungkapkan kekhawatirannya terhadap anak-anak generasi penerus bangsa yang apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat maka angka stunting semakin meningkat. Maka dari itu, dirinya mendorong semua pihak agar bekerjasama dalam rangka pencegahan dan juga penurunan resiko stunting.
“Dilihat dari beberapa indikator tadi, semua pihak perlu berperan aktif dalam penanganan angka resiko stunting. Kalau tidak cepat ditangani, generasi kita terancam stunting. Oleh karena itu, mari sama-sama bekerja keras dalam pencegahan ancaman stunting tersebut,” ajaknya.
Disampaikannya pula, selain melalui penyuluhan terhadap siswa remaja oleh PKK Kota Lubuklinggau, ia meminta kepada 400 anggota tim pendamping keluarga dapat melaksanakan edukasi kepada keluarga betapa pentingnya menjaga dari resiko stunting.
Kadinkes, Erwin Armeidi menambahkan selain upaya pencegahan yang telah dilakukan, pemerintah juga akan melaksanakan program penurunan angka stunting.
Pemkot Lubuklinggau melalui Dinas Kesehatan nantinya akan menyiapkan 56 set alat antropometri untuk disebarkan ke Posyandu. selain itu berbagai kegiatan yakni pemberian makanan pokok bergizi seimbang untuk baduta, pemberian makanan setiap hari agar memenuhi gizi harian anak dalam 90 hari diasumsikan dapat memperbaiki keadaaan stunting, cooking class PMBA pemberian makanan bayi dan anak, pelaksanaan penyuluhan dari Duta Stunting mengenai pentingnya 1000 hari pertama, pemberian tablet Fe kepada ibu hamil dan remaja putri, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil seperti biscuit untuk Kekurangan Energi Kronis (KEK) selama 3 bulan dan PMT kepada balita sampai status gizi nya normal.
Sementara itu, Kepala DPPKB, Henny Fitrianty, menerangkan, dalam upaya pencegahan stunting pihaknya melaksanakan pendampingan terhadap calon pengantin dan memberikan penyuluhan mengenai kriteria calon pengantin yang beresiko melahirkan bayi stunting yakni ibu yang memiliki gizi buruk, anemia, terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan pola hidup tidak sehat (misalnya merokok).
Hadir dalam rakor tersebut, Ketua DWP, Hj Qolbiyah Imam, Kepala DP3APM, Heri Suryanto, Kadinsos, Hasan Andria dan beberapa perwakilan dari OPD dalam wilayah Kota Lubuklinggau. (*/jsh)