Simak Kajian Subuh Masjid Fisabilillah Perum Green Garden III Lubuklinggau

LUBUKLINGGAU-Meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT, pengurus

Masjid Fisabilillah Perum Green Garden III Lubuklinggau terus melakukan kajian kitab usai sholat Subuh. Kali ini, Ustad Novi Pratama yang memimpin kajian tersebut.

Ustad Novi Pratama melalui Pengurus Masjid Fisabillah, Febri kepada wartawan ini menyampaikan, pihaknya rutin melakukan kajian kitab dan kegiatan keagamaan lainnya. Tujuannya tidak lain, memakmurkan masjid dan meningkatkan iman takwa warga perum green garden 3 Lubuklinggau.

“Kami kaji Mukadimah Fiqih Ibadah Kitab Safinatun Najah,” ucap Febri dalam rilisnya, Minggu (17/5/2025).

Disampaikan Febri, bahwa Muqoddimah Kitab Matan Safinatun Najah

1. Bahas tentang arti kitab yang dikaji

Matan artinya keterangan

Safinah artinya: Perahu

Najah: Kesuksesan

2. Profil Pengarang Kitab:

Pengarang kitab Safinatun Najah bernama Syekh Salim Bin Abdullah Bin Said Bin Sumair Al Hadhrami, Asy-Syafi’i yang merupakan ulama besar dari Yaman yang lebih dikenal dengan syekh Salim Al Hadhromi, beliau ber-mazhab Syafi’i yang merupakan mazhab yang dianut oleh kaum mayoritas di Hadhramaut, yakman.

Syekh salim al hadhromi juga dikenal sebagai sosok yang sangatlah santun, dan bergelar ‘Al-Mua’llim. Gelar bagi seseorang yang sibuk dengan mengajarkan Alqur’an, dan selain itu beliau juga dikenal sebagai orang yang senantiasa menegakkan berdzikir dan membaca Al-Qur’an.

Seorang ahli fiqih dan juga tasawwuf dengan mazab Syafi’i, seorang yang penyabar, hakim (qhodi) yang adil dan sangatlah zuhud pada dunia, ikhlas dalam mengajar, merupakan seorang pengamat militer negara dan politikus yang handal.

Isi dari Muqoddimah:

Bahwa pujian yang mutlak itu hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk Allah. Hendaknya kita juga senantiasa meminta pertolongan kepada Allah atas segala urusan dunia dan agama kita.

Dan hendaknya kita bersholawat kepada Rosulullah Saw. Arti bersholawat itu dibagi menjadi tiga bagian;

Kalau Allah berarti “Atsanaa’u: Memuji dan memberikan Rahmat/kasih sayang kepada Nabi muhammad

Kalau malaikat berarti “Al iatighfar”: Memohon ampunan untuk Nabi Muhammad.

Kalau manusia “Adhu’a”: Berharap syafaat kepada Nabi Muhammad.

Dan yang terakhir adalah, kita manusia tidak mempunyai daya untuk mengindari dari kejelekkan berupa maksiat dll, dan juga tidak mempunyai kekuatan untuk menghasilkan kebaikan kecuali Allah yang memberikan semua daya dan kekuatan itu semua.

“Jamaah yang belum ada waktu hadir kali ini, semoga hari berikutnya bisa bersama sama mengaji,” ajak ayah dua anak ini. (**)