EMPAT LAWANG, pilarsumsel – Yayasan Sahabat Juang Indonesia (SJI) melakukan edukasi menggunakan internet bertanggung jawab, aman, inspiratif, dan kreatif (Internet BAIK) untuk remaja dan sekolah.
Ketua Yayasan SJI sekaligus Duta Internet BAIK Indonesia Perwakilan dari Sumatera Selatan, Ariyadi Ali Usman menyampaikan, anak muda sangat perlu untuk diberikan bekal pemahaman dalam pengunaan media sosial dan internet yang baik lagi benar dengan menerapkan empat dasar utama dalam bersosial media yaitu bertangung jawab, aman, inspiratif dan kreatif sebagaimana media sosial dan internet.
Baca Juga :
BPBD Warning Pemukiman di Bantaran Sungai
“Kemajuan teknologi yang tidak bisa dibendung namun bisa sangat bermanfaat jika kita gunakan dengan baik dan bijak,” ungkap Ariyadi saat menjadi pemateri dalam kegiatan sosialisasi Internet BAIK, di Pesantren Al Barokah, kemarin.
Sebaliknya, tambah dia, jika internet itu salah mengunakannya maka ini bisa menjadi sebab rusak dan masalah bagi kita maupun anak-anak usia remaja dan sekolah.
Sementar itu, salah seorang alumni Al-Azhar, Cairo, Mesir sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah sangat mendukung acara dan sangat antusias mengikuti rangkaian acara tentang internet BAIK. Tajudin khawatir ketika anak-anak, remajaja, generasi muda, sampai salah menggunakan internet.
Baca Juga :
Selangkah Lagi, Dewan Pengupahan Dibentuk
Tajudin juga menjelaskan pondok pesantren merupakan cikal bakal dari madrasah Diniyah Al Barokah di Desa Muara Danau ini didirikan pada tahun 2014 dan Raudhatul Athofal tahun 2015, serta madrasah Aliyah Madinah Ilmi tahun 2016.
“Pendirian pondok pesantren pertama kali diresmikan oleh Bapak Syahril Hanafiah tahun 2018 yang saat itu selaku Bupati Empat Lawang di Desa Muara Danau dinamai kampus A, dan kampus B di Desa Muara pinang Lama diresmikan oleh Bupati Empat Lawang sekarang, H Joncik Muhammad pada tahun 2020,” bebernya.
Pihaknya patut bersyukur, lantaran hingga saat in pesantren yang dipimpinnya ini, terus berinovasi untuk lebih maju dalam memberikan pendidikan karakter dan agama bagi setiap santri dan siswa-siswanya.
“Jangan sampai waktu dan usia mereka dirusak dengan kecanduan game online maupun situs situs yang dapat merusak otak dan produktifitas dalam belajar,” tutur Tajuddin
Di tempat sama, Mario Kaslindo Lintang selaku aktivis pengamat sosial daerah menangapi dengan positif adanya kepedulian akan edukasi pengunaan teknologi dan media sosial bagi masyarakat dan remaja.
“Besar harapannya kegiatan ini dapat terus disyiarkan dan juga bisa menyentuh berbagai lapisan untuk saling bahu membahu mengunakan internet Dengan BAIK dan tepat manfaat,’ ucapnya. (frz)