Targetkan 2 Medali Emas Pada Kejurprov 2024, Koni Tulungagung Siapkan Atlet Petanque

Tulung Agung967 Dilihat

Tulungagung, Pilarsumsel.com – Federasi Olahraga Pentaque Indonesia (Fopi) Kabupaten Tulungagung menargetkan 2 medali emas pada Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Jawa Timur 2024.

Untuk meraih target yang ditetapkan, Fobi Tulungagung mulai memasifkan jadwal latihan para atlet Petanque.

Ketua Harian Fopi Tulungagung, Adi Wijayanto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah atlet Petanque untuk berkompetisi pada Kejurprov Jatim yang berlangsung di Jember bukan Agustus 2024 mendatang.

Sebab, Fobi Tulungagung menargetkan 2 medali emas pada kompetisi olahraga tingkat Provinsi tersebut.

“Latihan ini dipersiapkan untuk Kejurprov di Jember pada Agustus 2024. Target kita 2 medali emas,” kata Adi Wijayanto, Sabtu (18/05/2024).

Adi menjelaskan, Petanque merupakan olahraga yang berasal dari Perancis dan masuk di Indonesia pada Tahun 2016. Sedangkan di Kabupaten Tulungagung, olahraga Petanque mulai dikenal masyarakat pada tahun 2018.

Fobi Tulungagung sendiri, lanjutnya, berdiri sejak tahun 2018 dan pertama kali mengikuti kompetisi Petanque pada Porprov Jatim yang berlangsung di Bojonegoro namun belum berhasil mendapat medali.

“Pada Porprov Jatim di Bojonegoro kita tidak mendapat medali, namun pada Porprov Jatim 2022 di Situbondo kita mendapat 3 medali emas,” jelasnya.

Menurut Adi, latihan olahraga Petanque dilaksanakan setiap hari mulai pukul 4 sore kecuali hari Senin.

Sedangkan tempat latihan olahraga Petanque ada dibeberapa tempat diantaranya, Kecamatan Boyolangu, Kecamatan Kalidawir, UIN Satu Tulungagung dan 2 tempat di Desa Pulerejo Kecamatan Ngantru.

“Tujuan latihan ini adalah untuk melatih akurasi, sebab olahraga ini membutuhkan akurasi atau ketepatan,” terangnya.

Selain itu, latihan juga bertujuan untuk melatih kekompakan tim. Sebab, olahraga Petanque terdiri dari beberapa kategori yaitu, single putra dan putri, double putra dan putri, triple 2 putra 1 putri atau sebaliknya.

Karena olahraga Petanque terdiri dari berbagai kategori, maka ikatan emosional antar atlet harus terus dilatih agar bisa terjalin dengan kuat.

“Teknik dan taktik itu tidak 100 persen menjamin di lapangan, sebab yang utama di lapangan itu adalah psikis dari para atlet,” tutupnya.(Dwi)