Shalat Id di Masjid Al Munawar, Bupati Tulungagung Ajak Masyarakat Rayakan Idul Adha dengan Sederhana

Berita, Jawa Timur1680 Dilihat

Tulungagung, Pilarsumsel.com – Puncak hari raya Idul Adha 1444 H, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo melaksanakan shalat Id di Masjid Al Munawar, Kelurahan Kauman Kecamatan/Kabupaten Tulungagung. Kamis (29/6/2023).

Selain melaksanakan shalat id, Bupati Maryoto juga menyerahkan hewan kurban berupa satu ekor sapi kepada pengurus Takmir Masjid Al Munawar.

Pada momentum hari raya Idul Adha tahun ini, Maryoto mengajak seluruh masyarakat untuk tunduk sepenuhnya kepada Allah SWT dan meneladani keihklasan Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putra terkasihnya yaitu Nabi Ismail AS.

“Semua perintah dari Allah SWT, dijalankan oleh Nabi Ibrahim AS dengan ikhlas serta dengan kekuatan hati dan ketaatan yang mutlak. Keteladan ini perlu direnungkan kembali,” kata Maryoto.

Tak hanya itu, Maryoto juga mengajak seluruh masyarakat untuk merayakan Idul Adha dengan penuh kesederhanaan dengan tidak mengurangi nilai dan esensi Idul Adha sendiri.

Menurutnya, momentum hari raya Idul Adha tidak lepas dari dua peristiwa penting di dalamnya yaitu ibadah Haji dan Kurban.

Kabar baik dari hari raya Idul Adha tahun ini, lanjut Maryoto, adalah informasi yang diumumkan oleh pemerintah Arap Saudi tentang dibukanya kembali kuota bagi calon jamaah haji Indonesia.

“Keberangkatan para jamaah calon haji tahun ini patut disyukuri, karena ini merupakan amanah dan petunjuk dari Allah SWT,” ucapnya.

Maryoto menambahkan, dalam menjalankan ibadah haji, hampir seluruh rangkaian ibadahnya membutuhkan kesabaran. Mulai dari pendaftaran sampai dengan pelaksanaan dan kembali ke Tanah Air.

Tanpa ada kesabaran, jamaah haji tidak akan mungkin mampu melewati rangkaian ibadah yang memerlukan kekuatan mental dan fisik seperti Tawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah, dan melempar jumrah.

Selain melaksanakan haji, sebut Maryoto, ibadah kedua yang bisa lakukan pada Hari Raya Idul Adha adalah Ibadah Kurban. Dengan menjalankan ibadah kurban, akan membuka kesadaran semua umat Islam bahwa harta yang dimiliki saat ini bukanlah mutlak milik kita semua, melainkan hanya titipan dari Allah SWT yang di dalamnya terdapat hak orang lain.

“Dengan berkorban kita semakin dekat dengan Allah SWT, hal ini selaras dengan makna kurban itu sendiri yakni mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan perintah-nya,” terang Maryoto.

Tak hanya itu, ibadah kurban juga dapat menjadi bukti kepekaan sosial masyarakat yang mampu terhadap yang lemah. Sehingga, dari kedua hal tersebut ada dua hikmah yang bisa di simpulkan.

Pertama adalah Hikmah Vertikal yakni semakin dekat kepada Allah SWT, dan Hikmah Horizontal yakni kedekatan dengan sesama manusia dengan saling berbagi rejeki. (AR)