Bahari Diving Club Latih Puluhan Wartawan di Palembang Menyelam

Berita, Sumsel492 Dilihat

PALEMBANG — Indonesian Journalist Diving resmi dibuka Jumat (18/8/2023) di Kolam Renang Palmerah, Jalan Tegal Binangun, Plaju Darat, Kecamatan Plaju, Kota Palembang, Sumsel. Pelatihan ini juga sekaligus memeriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Menurut dia, kegiatan ini dilatarbelakangi dengan kurangnya jurnalis yang mampu melakukan peliputan terkait bencana yang terjadi di air.

Acara ini diinisiasi wideazone.com dan ZOOM Post bekerja sama dengan Bahari Diving Club. Demikian dikatakan CEO PT Intermedia Wahana Mandiri, Al Abror.

“Pelatihan ini bertujuan agar jurnalis berkapasitas untuk meliput, mengetahui kejadian yang sebenarnya saat terjadi bencana terjadi. Dari situlah wideazone.com, ZOOM Post bersama Bahari Diving Club melakukan pelatihan ini,” ujar dia.

Ia menambahkan bahwa Bahari Diving Club ini sudah memiliki ISO, sertifikat nasional maupun internasional terkait penyelaman di Indonesia.

“Instruktur kita pada pelatihan ini, kak Agus, sudah berkali-kali diundang untuk membantu evakuasi bencana seperti kecelakaan pesawat Lion Air, dan Sriwjaya Air, dan lain-lain,” kata dia.

“Pelatihan ini memang merupakan pelatihan tahap dasar. Tindak lanjut dair pelatihan ini bakal ada sesi selanjutnya yang merupakan tahapan untuk melakukan pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi untuk melakukan penyelaman,” imbuh Abror.

Dirinya juga berterima kasih kepada para jurnalis yang sudah ikut berpartisipasi pada pelatihan dasar menyelam itu.

Sementara itu, Instrukrur Bahari Diving Club, Agus Sulaiman mengatakan Bahari Diving Club tidak hanya memberikan pelatihan menyelam bagi para instansi, pelajar tetapi juga membantu evakuasi dan dan jadi tim forensik beberapa insiden.

Bahari Diving Club ini juga melakukan pembangunan Dermaga Internasional di Tanjung Tapa, termasuk insiden dermaga di PT OKI Pulp, kami menjadi tim forensik terkait membuat pemetaan di bawah air termasuk memberikan rekomendasi dari kami,” tutur dia.

Bahari Diving Club juga berharap ke depan ada beberapa jurnalis yang mampu melakukan kerja-kerja jurnalistik di bawah air.

“Next kami ingin membentuk Underwater Journalist Indonesia. Terserah apakah di bawah PWI, apakah kerja sama dengan BDC, atau cabangnya”

Saat ini Bahari Diving Club sudah ada di 5 provinsi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Pulau Seribu, dan terakhir di Kalimantan Timur.

“Personel Bahari Diving Club ini adalah gabungan dari TNI AD, TNI AL, TNI AU, Polri, satpam, bankir pensiunan BUMN hingga akademisi,” kata dia.

Bahari Diving Club ini satu-satunya instruktur yang ada di Pulau Sumatra. Pada pelatihan ini ada beberapa instuktur yang dilibatkan diantaranya Agus Sulaiman, Jeffry, Rangga Gusmara dari Gegana Brimob Polda Sumsel, M Imadduddin, Slamet, dan Firman.

“Untuk melakukan penyelaman yang perlu kita perhatikan ada saftey, safety dan safety,” kata dia.

“Peliputan di bawah air kaya’nya sepele sekali, tapi bayarannya lumayan, bisa dapet Innova satu,” lata dia

Dia berharap, para jurnalis yang mengikuti pelatihan ini bisa menularkan ilmu ini.

“Karena ilmu ini titipan Tuhan, sedapat mungkin kami ingin menyalurkan ilmu ini kepada teman-teman semua supaya bermanfaat,” tutur dia.

Agus berharap ada jurnalis-jurnalis yang mampu melakukan peliputan (kegiatan) penyelaman.

“Karena 2/3 wilayah Indonesia ini adalah wilayah perairan. Dan luar biasanya lagi, Sumsel pun dua pertiganya perairan,” kata dia.

Sementara itu, Ketua PWI Sumatra Selatan, Dr H Firdaus Komar, Spd MSi menyambut baik pelatihan menyelam bagi para jurnalis di Sumsel.

“Kami dari PWI sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pelatihan ini tentu akan memberikan knowledge bagi para wartawan,” ujar Firko, sapaan akrabnya.

Menurut dia, penting bagi wartawan untuk mengetahui bagaimana melakukan peliputan, misalnya terkait insiden jatuhnya pesawat di Sungsang beberapa tahun lalu.

“Kan kita tidak mengerti, yang muncul di laut itu apa, misalnya apakah itu serpihan pesawat, serpihan mayat. Kalau kita tidak mengetahui , tidak dipelajari, bisa saja kita salah menulis, jadi salah informasi,” ujar dia.

“Bencana ini memang tidak direncanakan, tapi setidaknya bisa diantisipasi melalui mitigasi,” ujar dia.

Menurutnya, ini adalah pengetahuan baru bagi para jurnalis. “Bukan hanya menulis, tapi juga harus punya skill,” kata Firko.

Beberapa materi dari pelatihan ini diantaranya: pengenalan alat-alat selam, teori dasar, perakitan alat selam, mask clearing, equalizing, teknik turun ke air dan penggunaan scuba. (rill