pilarsumsel.com Trenggalek, Jawa Timur – Acara halal bihalal dan pementasan seni jaranan dan reog di Desa Ngares RT 02 RW 01 Kecamatan Trenggalek, di rumah kediaman Kades Ngares, Jumari, Senin (9/5/2022), disambut antusiasme oleh warga dan sangat menghibur.
Hiburan kesenian jaranan tersebut bertepatan dengan H+7 Idul Fitri 1443 H, yang sekaligus perayaan lebaran kupatan karena telah menjalankan puasa Syawal selama lima hari. Puasa Syawal dilakukan pada hari kedua, hingga hari ke-tujuh serta telah menjadi tradisi kearifan lokal masyarakat Trenggalek.
Kades Ngares, Jumari, saat diwawancarai oleh awak media mengatakan bahwa dirinya sengaja mendatangkan seniman reog dari Ponorogo ini dikarenakan kesenian reog dan jaranan sangat digemari oleh warga masyarakat Desa Ngares.
Apalagi dirinya pun tak ingin kesenian reog Ponorogo di klaim sebagai kesenian asli Malaysia.
“Kita tak ingin kesenian reog diakui oleh Malaysia. Sebagai Warga Negara Indonesia, saya sangat tersinggung Malaysia mengaku bahwa reog adalah kesenian asli mereka. Makanya, saya undang seniman reog yang masih muda-muda agar warga saya, terutama kaum muda atau milenialnya, lebih mengenal kesenian reog jaranan dan mencintai, hingga tak punah,” tuturnya panjang lebar.
Apalagi selama pandemi Covid-19, masyarakat Trenggalek mengalami tak diperbolehkan untuk berkumpul dan tidak diperkenankan mengadakan pertunjukan yang mengundang banyak orang.
“Selama dua tahun, masyarakat Desa Ngares tak diperbolehkan mengadakan kegiatan yang sifatnya berkumpulnya warga. Dikarenakan Covid-19, dan oleh Pemerintah dihimbau untuk melaksanakan prokes yang ketat agar Virus Corona tidak menyebar,” jelasnya.
Pada pagelaran itu, nampak seniman reog melakukan pentasnya di halaman rumah kediaman Kades Ngares, namun tidak diatas panggung. Dan penonton pun dengan tertib menyaksikannya, tidak berdesakan, melaksanakan prokes, terutama menggunakan masker sebagai pelindung diri.
“Acara ini akan selesai tepat pukul 16.00 WIB,” pungkasnya.
(bud)