Launching 100 Desa Wisata “SADEWA” Demi Kemajuan Perekonomian Wisata

Berita, Jawa Timur691 Dilihat

 

pilarsumsel.com,- Berupaya mempercepat pemulihan ekonomi di daerahnya Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin launching 100 Desa Wisata (SADEWA) di Hall Majapahit Hotel Hayamwuruk Trenggalek, Selasa malam (14/12).

100 desa wisata itu sendiri tentunya ditujukan untuk menyambut beberapa mega proyek infrastruktur yang saat ini sedang dibangun.

“Kita ingin ada percepatan pemulihan ekonomi. Target 3 tahun kedepan sampai dengan 2024 nanti, bisa ada 100 desa wisata di Trenggalek sesuai target RPJMD,” ungkap pria yang erat disapa Mas Ipin itu.

Dari 157 desa dan kelurahan nanti sambungnya, “harapannya juga bisa menyusul.

Jadi ini sebagai pionir dan harapannya nanti, hampir di semua tempat di Trenggalek itu bisa dikunjungi.

Karena kita ingin menyambut progres JLS yang mau jadi. Terus Bandara di Kediri, kemudian jalan tol yang exit tolnya sampai di Lembu Peteng Tulungagung,” terangnya.

Otomatis dengan ifrastruktur itu, orang akan banyak datang ke sini dan bila datang tentunya harus kita siapkan banyak pilihan.

Sehingga Trenggalek nanti benar-benar bisa menjadi tujuan wisata, sehingga ekonomi Trenggalek menjadi maju, lanjutnya.

Jadi secara official program kita 100 desa wisata yang kita singkat dengan SADEWA resmi di launching.

Meskipun sebenarnya kegiatan-kegiatan seperti kemarin di Ngulung Wetan kita menggelar Eco Camp. Terus dibeberapa desa sudah mulai aktif desa wisatanya.

Kemarin kita sempat meminta melakukan adopsi OPD ke Desa Wisata.

Dan kedepan semua kegiatan perjalanan dinas dalam kota termasuk kegiatan-kegiatan rapat, saya minta nanti dilakukan di desa wisata.

Ini kaitannya juga untuk mengungkit ekonomi daerah. Kita ingin segera pulih di masa pandemi ini. Sehingga salah satu instrumennya desa wisata.

Konsepnya ada yang wisata alam berbasis seni dan budaya. Termasuk cerita lokal seperti tadi sendra tari yang dimunculkan.
Semuanya berbasis kearifan lokal dan cerita setempat.

Kitapun juga banyak punya cerita sejarah. Kemarin kita juga mendapatkan sertifikat dari Kementrian Kebudayaan, bahwa Sinongkelan yang ada di Prambon ditetapkan sebagai kekayaan daerah tak benda berupa sejarah khas asli Trenggalek.

Hal-hal semacam itu yang nantinya akan digali dan dikemas menjadi magnet wisata.

Jadi memang ada yang wisatanya buatan, terus berbasis alam, berbasis kebudayaan, semuanya di kombinasikan dan saya minta untuk masing-masing desa nanti memiliki unik poin sendiri.

Ditanya mengenai libur Nataru, Bupati Trenggalek mengaskan dirinya akan tetap membuka sektor pariwisata utamanya untuk sektor lokal.

“Yang kita khawatirkan ini kan varian baru dari Covid dan itu dibawa rata-rata dibawa dari luar. Sedangkan kalau nanti mungkin ada pengetatan mungkin kita akan membatasi yang dari luar area aglomerasi. Kalau yang di wilayah aglomerasi kita laksanakan dengan protokol kesehatan,” imbuhnya.

“Bila menurut Assesment Kemenkes kita sudah level 1. Sedangkan bila melihat capaian vaksin, kita masuknya level 2 dan kita terus bergerak sebelum masuknya Nataru semoga vaksinasi pertama bisa mencapai 70%. Semoga ini tidak melesukan ekonomi masyarakat,” tandas pemimpin muda ini.

(bud)