Linggau Terbaik Nasional Pengelolaan Renbut Nakes

Berita603 Dilihat

Kampung Ulung Cegah BAB di Sungai

LUBUKLINGGAU – Lubuklinggau meraih penghargaan sebagai daerah dengan Pengelola Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan (Rebut Nakes) Terbaik Tingkat Nasional tahun 2022. Penghargaan diberikan Direktur Perencanaan Nakes, Dr Sugiyanto MApp Sc saat penutupan Rakornas di Denpasar, Rabu (30/11/22).
”Lubuklinggau menjadi satu-satunya kabupaten/kota di Sumsel yang menerima penghargaan terbaik nasional dalam Pengolaan Renbut Nakes. Penghargaan ini diraih atas kerja keras seluruh jajaran dalam mencapai kinerja pelaksanaan Transformasi Kesehatan Pilar 5 SDM Kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lubuklinggau, Erwin Armeidi saat diwawancarai wartawan di ruang kerjanya, Jum’at (9/12/22).
Selain Lubuklinggau lanjut Erwin, ada 11 daerah lainnya yang meraih penghargaan serupa dari Kemenkes RI. Empat diantaranya daerah tingkat provinsi yakni Babel, Jateng, Kalsel dan Sulsel. Sedangkan tujuh daerah tingkat kabupaten/kota lainnya yakni Banjarmasin, Surakarta, Majalengka, Pinrang Sulsel, Mamuju Tengah, Maluku Tenggara Provinsi Maluku, Bima NTB.
Erwin menambahkan, Pemkot Lubuklinggau berpeluang mendapat alokasi dokter dan dokter spesialis untuk ditempatkan Puskesmas Petanang. Hal itu dilakukan guna mendukung penguatan layanan rujukan melalui optimalisasi pemenuhan dan pemerataan dokter-doktr spesialis. “Namun rekrutmen dokter spesialis baru bisa dilakukan setelah pemenuhan kelengkapan alat-alat kesehatan di Puskesmas Petanang,” jelas dia.
Selain itu lanjut Erwin, sebulan sebelumnya Pemkot melalui Dinkes Lubuklinggau juga menerima penghargaan berskala nasional bidang kesehatan yakni penghargaan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) berkelanjutan 2022. Penghargaan yang dianugerahkan Menteri Kesehatan pada 9 November ini, tak lepas dari suksesnya pembangunan sejumlah destinasi wisata di Lubuklinggau. Diantaranya pembangunan Wisata Kampung Ulung di tepian Sungai Kelingi Kelurahan Ulak Surung Kecamatan Lubuklinggau Utara II.
“Keberadaan Kampung Ulung tersebut dinilai bisa meningkatkan upaya memobilisasi masyarakat untuk terlibat dalam mempertahankan layanan STBM berkelanjutan. Wisata Kampung Ulung setidaknya dapat meminimalisasi masyarakat BAB sembarangan di sekitar sungai. Selain itu, penaataan pemukiman berupa pembangunan sanitasi komunal Dinas Perkim juga dinilai berhasil mengurangi kebiasaan BAB di sungai,” pungkas dia. (dkj)