pilarsumsel.com Trenggalek. Jawa Timur – Pelaksanaan pesta demokrasi Pemilu 2024, Novita Hardini, SE., ME., Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, dampingi suami Mochammad Nur Arifin meninjau pelaksanaan pemungutan suara bagi kelompok disabilitas di Desa Prambon Kecamatan Tugu, Rabu (14/2/2024).
Melihat langsung jalannya pemungutan suara bagi masyarakat berkebutuhan khusus itu, Novita Hardini dan suami temukan beberapa catatan yang perlu diperbaiki. Salah satunya posisi Tempat pemungutan suara yang terbilang jauh dari Kampung Inklusi, tempat dimana masyarakat berkebutuhan khusua ini bermukim.
Selain itu akses akses lain yang kurang mendukung sehingga menjadikan proses pemilihan membutuhkan usaha yang lebih. Sedangkan catatan lainnya, banyak penyandang disabilitas ini tidak bisa menyalurkan hak suaranya karena status kependudukannya masih belum pindah ke Kampung Inklusi.
Semua ini menjadi catatan bagi Novita Hardini dan suami sehingga dalam gelaran pesta demokrasi kedepat tidak terjadi lagi. “Alhamdulillah tujuan dari saya dan bapak bupati hari ini memastikan angka partisipasi masyarakat di Kabupaten Trenggalek ini tinggi, memberikan suaranya dalam kontestasi Pemilu 2024”, kata founder yayasan yang bergerak pada pendampingan UMKM perempuan di tanah air itu, Rabu (14/2/2024).
Hari ini kami hadir untuk mengantarkan mereka, siapa yang mereka pilih untuk menjadi pemimpin berikutnya, sambung perempuan yang tidak kenal lelah berbuat baik kepada sesama itu. “Hari ini tadi juga kami sebelum Mas Slamet ngomong masalah jalan, saya minta maaf berkali kali saat mendorong mereka menggunakan kursi roda. Ternyata tidak mudah, karena masalah jalan untuk teman teman difabel”, lanjutnya.
Ini menjadikan semangat kami juga untuk bekerja lebih keras lagi. Paling tidak disekitaran teman teman disabilitas ini bisa ramah bagi mereka. “Tapi ada juga di Kecamatan Pul3, ODGJ datang ke Kantor Kecamatan untuk tanya bagaimana caranya menyalurkan suaranya”, tutup Novita.
Menyikapi hal ini Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menambahkan, “ini menjadi masukan buat kami. Dan saya mohon maaf. Ini nanti saya sampaikan ke KPU karena ini nanti juga ada gelaran Pilkada”, katanya.
Kepada Pemerintah Desa, khususnya KPPS yang tertunjuk, Mas Ipin menegaskan “ke depan seharusnya memilih tempat yang dekat dengan akses mereka. Sebenarnya di kampung inklusi aksesibilitasnya bagus. Ada guardril dan segala macam. Perkiraan saya tadi TPS nya ada di sana, tapi ternyata masih berjarak sekitar 200 meter. Jadi masih butuh Eforrd”, tegasnya.
Harapan kami besok ke depan Pak RT, Pak RW itu aktif mendata para pendatang. Karena ada beberapa difabel setelah menikah, tinggal di rumah inklusi ternyata KTP masih lama dan itu belum terfasilitasi karena mereka mungkin secara akses informasi masih kurang dan sebagainya.
Ini menjadi masukan kami ke depan, sehingga di ajang ajang pemilihan ke depan kita beri akses yang lebih bagus. Sebenarnya kita ke sini ingin ngecek, mereka nyoblosnya bagaimana. Ternyata kondisinya cukup jauh. “Makanya besok desa, kemudian RT/ RW bisa lebih aktif. KPU juga sama lebih aktif terhadap teman teman difabel”, tutup Mas Ipin.
Ada 4 penyandang disabilitas Tuna Daksa dan Tuna Netra yang menyalurkan hak suaranya di TPS Disabilitas Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Rabu (14/2/2024). Sayangnya ada beberapa penyandang disabilitas lain yang tidak bisa menyalurkan hak suaranya karena memang belum terdaftar sebagai penduduk setempat, seperti yang disampaikan Slamet
Penyandang Tuna Daksa di Kampung Inklusi, ini masih beruntung bisa menyalurkan hak suaranya. “Senang bisa ikut berpartisipasi dalam pemilu kali ini”, kata Slamet di atas kursi roda. Pria ini berharap orang sepertinya bisa terfasilitasi dengan baik untuk biaa ikut dalam pesta demokrasi.
(bud)