Silampari Online,
Kabupaten Ngawi intip penanganan kemiskinan di Kabupaten Trenggalek, dengan mengirimkan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) nya ke Trenggalek, Kamis (27/5/2021).
Delegasi yang di kirim ini ditujukan untuk melakukan study tiru program penanganan kemiskinan di Kabupaten Trenggalek untuk bisa diterapkan di daerahnya.
Kunjungan kerja TKPKD Kabupaten Ngawi sendiri dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko dan disambut langsung oleh Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara beserta jajaran di Gedung Smart Center Trenggalek.
Menjadi salah satu kabupaten rujukan penanganan kemiskinan, berbagai daerah di tanah air telah melakukan study tiru penanganan kemiskinan ke Trenggalek.
Daerah yang dulunya dianggap miskin ini memang sukses melakukan penanggulangan permasalahan kemiskinan secara terpadu, sehinga tidak ayal lagi beberapa daerah mencoba mengintip penanganan kemiskinan di daerah ini.
Pendapatan Asli Daerah di Trenggalek memang tidaklah besar, namun Trenggalek dianggap sukses dalam mengendalikan kemiskinan di daerahnya.
Berawal dari tekad besar Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (Ketua TKPK pada waktu itu) yang kini telah menjadi Bupati di Trenggalek saat ini, menggagas sebuah gerakan. Upaya kemiskinan yang murni digagas olehnya ini tidak lagi di sebut program melainkan sebuah gerakan yang dinamakan GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan).
Karena gerakan makanya penanganan kemiskinan tidak lagi penjadi tanggung jawab perorangan, masing masing OPD, melainkan sudah menjadi tanggung jawab bersama secara terpadu.
Ada tiga poin penting penanganan kemiskinan di Trenggalek. Tiga poin penting itu diantaranya sedekah informasi, sedekah partisipasi dan yang ketiga sedekah rizqi.
Dalam penanganan kemiskinan ini Pemkab Trenggalek mengajak peran serta masyarakat dalam penanganan kemiskinan ini dengan sedekah informasi. Ada relawan yang dibentuk yang ditujukan untuk mengumpulkan informasi, memverifikasi dan sedekah partisipasi untuk menyalurkan bantuan.
Kurang lebih ada 17 ribu laporan yang masuk dan 15 ribu diantaranya sudah ditangani. Hal ini sangat membantu pemerintah dalam penanganan kemiskinan, karena tidak mungkin pemerintah mengetahui secara detil satu persatu kondisi masyatakatnya. Pelibatan masyarakat tentunya diharapkan, bantuan maupun intervensi pemerintah bisa diberikan secara tepat sasaran.
Poin penting ketiga adalah sedekah riszqi. Karena kemampuan anggaran yang dimiliki cukup terbatas maka pemerintah Kabupaten Trenggalek mengajak peran serta forum CSR dan sedekah rizqi dari berbagai pihak bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Dengan begitu penanganan kemiskinan di Trenggalek tidak hanya berpangku tangan pada APBN maupun APBD. Sehingga penanganan kemiskinan bisa dilakukan lebih cepat. Seperti yang diterangkan oleh Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara, saat menerima kunjungan kerja TKPKD Ngawi tersebut.
Menurut Wabup Syah Natanegara, “dengan kerjasama dengan Forum CSR maupun BAZNAS Trenggalek, penanganan kemiskinan di Trenggalek bisa dilakukan lebih baik,” ujarnya.
Ada beberapa program didalamya, diantaranya bedah rumah tidak layak huni bagi keluarga tidak mampu, jaminan hidup dan beberapa program lainnya. “Yang paling banyak permintaan keringanan biaya perawatan rumah sakit,” imbuh mantan anggota DPRD Trenggalek.
Makanya saat ini Pemerintah Trenggalek juga tengah fokus memberikan insentif kepada keluarga yang bisa menjaga kesehatan keluarganya. “Keluarga yang sehat di Trenggalek diberikan insentif daerah,” tutupnya.
Kesuksesan melakukan penanganan kemiskinan inilah yang menjadikan alasan, kenapa Pemerintah Ngawi ingin melakukan study tiru ke Trenggalek, ungkap Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko saat menyampaikan tujuannya berkunjung ke Trenggalek.
“Penanganan kemiskinan tidak seperti program-program yang lainnya,” ujar Dwi Rianto Jatmiko, di Gedung Smart Center Trenggalek.
“Kalau pembangunan selesai dikerjakan akan terlihat hasilnya, namun untuk penanganan kemiskinan ini berbeda. Selain penanganannya yang butuh cepat, namun bila tertangani belum tentu nampak hasilnya,” lanjutnya.
Menurut, Dwi Rianto Jatmiko, Wabup Ngawi, daeranya membutuhkan program seperti GERTAK Trenggalek untuk bisa menangani permasalahan kemiskinan di Ngawi. Maka dari itu pihaknya melakukan study tiru ke Trenggalek.
(bud)