Wabup Syah Natanegara Imbau Masyarakat Kunjungi Desa-desa Wisata yang Ada di Kabupaten Trenggalek

Jawa Timur414 Dilihat

pilarsumsel.com Trenggalek, Jawa Timur – Pemkab Trenggalek terus mendorong pengembangan desa wisata sebagai upaya pemulihan ekonomi di masyarakat. Ditargetkan hingga tahun 2023 mendatang, sebanyak 100 desa wisata telah terwujud.

Untuk mendukung desa wisata yang ada, Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhamad Natanegara mengajak masyarakat untuk memanfaatkannya

Alih-alih berwisata ke luar kota, di Trenggalek sendiri juga memiliki banyak potensi desa wisata yang tak kalah menarik.

Seperti halnya yang desa wisata Agro LinkQ yang dirintis oleh Pemdes Pakis Kecamatan Durenan.

Di lokasi tersebut selain menawarkan potensi wisata agro juga dapat dimanfaatkan sebagai wisata edukasi seperti sekolah alam.

Berkesempatan mengunjungi desa wisata tersebut, Kamis (17/3/2022), Mas Syah mengajak komitmen OPD di lingkup Pemkab Trenggalek untuk bersama-sama berkolaborasi mendukung 100 desa wisata.

“Kalau Dinas Perikanan sudah menyumbang ikan, Dinas Pertanian sudah menyumbang benih-benih pertanian dan sebagainya, nanti Dinas Pendidikan ini tinggal mengundang anak-anak didiknya untuk sering-sering main ke desa-desa wisata di Kabupaten Trenggalek,” ajaknya.

“Jadi kira-kira kalau study tour tidak perlu jauh-jauh ke Jogja atau ke Bali, kita maksimalkan apa yang ada di Kabupaten Trenggalek,” lanjut Mas Syah.

Sementara itu Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek Dr. Andriyanto, S.H., M.Kes., yang ikut mendampingi Wabup Syah, mengatakan bahwa suasana asri yang ada di desa wisata dapat menjadi sarana untuk mengurangi stres.

Terlebih lagi, jika di desa wisata tersebut juga menyediakan sajian seperti kopi maupun coklat, hal itu dapat menjadi alternatif sebagai sarana menurunkan tingkat depresi.

Pj. Sekda juga memberikan saran untuk menyediakan spot-spot untuk menarik pengunjung, seperti spot swafoto.

“Nanti juga bisa ada anjungan jual kopi sama teh, itu sekarang jamannya adalah pengunjung lebih senang kalau melakukan sendiri, kalau di kota-kota besar itu restoran-restoran lebih banyak langsung di depannya ada kompor,” ungkapnya.

“Jadi dia masak sendiri, itu sensasi yang luar biasa, nanti bisa jadi sudut restoran anak-anak bisa menyeduh coklat sendiri semacam itu,” imbuh Pj. Sekda Andriyanto.

(bud)